Nasional

Transformasi Vs Introspeksi

185
×

Transformasi Vs Introspeksi

Sebarkan artikel ini

oleh: *Randy Moein

Jakarta | Siaran pers resmi FIFA Rabu malam 29 Maret 2023, salah satu keputusan Indonesia batal untuk menjadi host Piala Dunia U-20 dalam pernyataan resmi tersebut tidak ada menyebut dengan alasan Indonesia memboikot Israel, sebaliknya justru akan membantu dalam melakukan proses Transformasi dengan mendukung PSSI dibawah pemerintahan Jokowi pasca tragedi Oktober 2022 yang lalu (Tragedi Kanjuruhan).

Lalu apa sih Transformasi yang dimaksud FIFA ? dalam KBBI _(kata nomina, kata benda)_ Transformasi adalah :
1) perubahan rupa (bentuk, sifat, fungsi, dan sebagainya)
2) perubahan struktur gramatikal menjadi struktur gramatikal lain dengan menambah, mengurangi, atau menata kembali unsur-unsurnya; (Linguistik)

Maksudnya kita jangan melupakan peristiwa-perisitiwa yang menyangkut event sepakbola di tanah air, yang selalu rusuh memakan kerugian material sampai korban jiwa dari kompetisi lokal, nasional, puncaknya terjadi tragedi berdarah Kanjuruhan yang memakan korban jiwa 127 orang, lanjut mengenai venue stadion yang mau dipakai apakah sudah layak atau tidak, kalau terjadi sesuatu antisipasinya bagaimana, evakuasinya bagaimana, standar pengamanannya bagaimana ? Hal lain yang sangat penting bicara prestasi sepakbola Indonesia dalam panggung internasional terakhir peringkat 152 FIFA (Vietnam 96, Thailand 111, Malaysia 146)

Di ASEAN, PSSI selalu kalah baik peringkat FIFA maupun meraih juara dari negara tetangga contohnya, sejak event Piala Tiger tahun 1996, lalu pada tahun 2008 menjadi piala AFF, Indonesia juara umum ‘runner-up’ belum pernah Juara 1 kali pun.

Jadi kalau FIFA bilang PSSI harus *”Transformasi”* tapi kalau saya lebih suka menggunakan istilah, *”Introspeksi”*, dimulai dari urusan mafia sepakbola yang entah kapan bisa diberantas, dan isyu panas beberapa hari ini yang pas banget waktunya menjelang Pilkada/Pilpres 2024, yaitu : Boikot Israel, yang nggak ada kaitannya dalam dunia olahraga yang menjunjung tinggi nilai-nilai sportifitas tanpa melihat ras, suku bangsa dan negara termasuk urusan politik didalam negara anggota FIFA. Ayo kita dukung PSSI jangan pernah lelah untuk kemajuan sepakbola di negeri ini, kejar prestasinya dulu, jangan ngejar proyeknya (baca : jadi tuan rumah) kita mulai dari juara ASEAN dulu, baru wibawa persepakbolaan kita muncul di kancah internasional.

Dengan semua peristiwa yang telah terjadi diatas apakah kita sudah pantas menjadi penyelenggara perhelatan akbar sepakbola ? U-20 ini skalanya dunia lho, bukan Asia seperti Asian Games kemarin

Penulis: *Pengamat Sepakbola

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *