Klaten, faktapers.id – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jawa Tengah berharap pada pemerintah kekurangan guru yang masih menjadi persoalan bisa segera teratasi. Pasalnya, untuk meningkatkan dan memulihkan kualitas pembelajaran di sekolah setelah tertinggal selama dilanda pandemi Covid-19.
Hal itu diungkapkan Ketua PGRI Jawa Tengah, Dr Muhdi usai memberikan sambutan dalam acara halal bi halal yang diselenggarakan PGRI Kabupaten Klaten, di Gedung Grha Bung Karno, Kamis (27/4/2023). Ia menjelaskan perjuangan PGRI salah satunya yaitu kualitas pembelajaran pada siswa pasca pandemi.
“Untuk saat ini yang terekrut resmi baru 300-400 ribu guru, sedangkan masih ada sisa guru honorer yang belum direkrut sekitar 500 ribu, itu saja banyak guru yang telah memasuki masa pensiun. Khususnya untuk Kabupaten Klaten saat ini tercatat masih kekurangan 3 ribu guru,” ujar Muhdi.
Ia juga menegaskan program satu juta guru sebenarnya merupakan kewenangan pemerintah Propinsi dan Kabupaten/Kota, terutama formasi bagi guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Namun, Kemendikbud dan Kemenkeu berkomitmen jika program perekrutan kalau tidak selesai maka akan diambil alih pemerintah pusat.
“Sebagai organisasi yang menaungi kepentingan dan aspirasi profesi guru, PGRI akan terus berkomitmen untuk mengawal dan selalu mengingatkan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadhiem Makarim untuk tetap konsisten dalam merealisasikan program tersebut,” tegas dia.
Sementara itu, menurut data dari PGRI Jawa Tengah hingga saat ini tercatat 300 ribu, kemudian tahun 2023 ini dimungkinkan akan ada penambahan menjadi 500 ribu guru dan tersisa masih 500 ribu guru honorer yang belum diangkat.
“Untuk wilayah Jawa Tengah kekosongan guru didominasi di Sekolah Dasar (SD). Hal ini menjadikan keprihatinan dari PGRI mengingat peran pentingnya guru di sekolah, terlebih adanya sekolah penggerak maupun merdeka belajar untuk menjawab tantangan di Indonesia emas 2045,” imbuhnya.
(Madi)