Jakarta, Faktapers.id –Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto mengedepankan imbauan dibanding tindakan represif atasi demo buruh hingga malam hari.
Alasan lainnya, Karyoto mengatakan ada banyak ibu-ibu yang ikut dalam demo tersebut. Sehingga polisi memilih tidak bertindak represif membubarkan paksa demo buruh yang menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja pada Kamis (10/8). Demo berlangsung di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, dari pagi hingga malam hari. Akhirnya massa membubarkan diri sekitar pukul 23.40 WIB. Padahal dalam Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2012 diatur waktu pelaksanaan unjuk rasa di tempat terbuka dibatasi sampai pukul 18.00 WIB.
“Pada prinsipnya, walaupun kami menyiapkan personel yang cukup banyak, tapi kami tidak berarti ingin melakukan hal-hal yang sifatnya represif,” kata Irjen Karyoto di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Jumat (11/8) dini hari.
Karyoto menuturkan pihaknya memilih mengalah. Ia lebih mengedepankan imbauan dibanding tindakan represif.
“Kalau bisa diimbau pelan-pelan, ya kami mengalah, enggak apa-apa kami mengalah. Kami sabar menunggu, rekan-rekan pengunjuk rasa menyelesaikan acaranya,” ungkapnya.
“Kami tidak memanfaatkan atau tidak memaksimalkan cara-cara kami yang terakhir yaitu represif,” tambahnya.
Karyoto pun pada malam itu mengimbau kepada para buruh untuk menempuh jalur yang dinilainya lebih elegan untuk melakukan penolakan Omnibus Law. Yakni, dengan menggunakan judicial review.
“Anda tidak puas dengan perundang-undangan masih ada judicial review. Silakan disalurkan lewat itu. Pilih pengacara andal untuk mewakili kepentingan anda. Dan saya rasa di sana hakimnya juga adalah orang-orang yang bijaksana,” pintanya.
“Daripada demo, dari pagi sampai malam, yang mendengarkan hanya dari berita,” pungkasnya.
[]
