Berita

Jadi Bakal Cawapres Anies, Cak Imin Pikul Beban Berat Rebut Suara dari Kalangan Nahdliyin

118
×

Jadi Bakal Cawapres Anies, Cak Imin Pikul Beban Berat Rebut Suara dari Kalangan Nahdliyin

Sebarkan artikel ini
Jadi Bakal Cawapres Anies, Cak Imin Pikul Beban Berat Rebut Suara dari Kalangan Nahdliyin

 

Faktapers.id – Deklarasi pasangan Anies Baswedan dengan Muhaimin Iskandar yang dilakukan Partai NasDem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Hotel Majapahit, Kota Surabaya, Jatim pada Sabtu (2/9/2023) memiliki konsekuensi berat bagi ketum partai sembilan bintang.

Menurut Pengamat Politik Adi Prayitno dukungan dari Nahdliyin, warga Nahdlatul Ulama (NU), kepada pasangan Anies-Muhaimin bakal tidak solid.

“Ada jarak pemilih PKB yang tidak memilih Muhaimin. Dan pemilih NU tidak harus memilih Muhaimin,” ungkapnya kepada wartawan pada Kamis (7/9/2023).

Lebih lanjut, ia menyampaikan, sebanyak 40-45 persen dari total penduduk Indonesia yang beragama Islam mengaku sebagai Nahdliyin. Dengan melihat prosentase tersebut, Adi memperkirakan sebagian besar Nahdliyin tidak memilih PKB dengan mengacu pada hasil Pemilu 2019.

“Kalau lihat suara PKB di Pemilu 2019 sebesar 9,69 persen. Jadi kalau ada 45 persen bagian dari NU dan mayoritas jadi ada sekitar 35 persen tidak memilih PKB namun ke partai lain,” katanya.

Masih menurut Adi ada beberapa catatan yang bisa menjadi alasan Nahdliyin tidak memilih Muhaimin.

Pertama, nama Muhaimin Iskandar masih kalah tenar dengan nama-nama bakal capres lain seperti Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

“Muhaimin masih kalah tenar dengan nama-nama lain karena basis pemilih PKB misalnya lebih memilih Ganjar. Karena orang NU dengan PDI Perjuangan memiliki hubungan yang bagus,” ujarnya.

Kedua, warga NU mulai mengarah untuk mendukung Prabowo Subianto sebab terindikasi bahwa calon tersebut dekat dengan Jokowi.

“Sebelum deklarasi Anies-Muhaimin, Gerindra berkolaborasi dengan PKB namun setelah pisah, apakah Prabowo tetap mendapat dukungan dari warga NU atau tidak?” tuturnya.

Selain itu, ada satu hal yang paling krusial dalam pertarungan politik bagi PKB di tahun depan, yakni tantangan untuk Cak Imin mengonsolidasikan kekuatan politik NU dan PKB.

Apalagi belakangan, PKB dengan PBNU ‘terang-terangan’ berkonflik sehingga akan berpengaruh terhadap perolehan suara partai tersebut.

“Dalam kondisi solid (PKB-PBNU) perolehan suara PKB 9,6 persen. Lalu sekarang PKB itu terlihat berkonflik dengan PBNU,” ujarnya. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *