Jakarta, Faktapers id – Ketua Komunitas Warung Nusantara (Kowantara) Mukroni menyoroti mahalnya harga beras di pasaran yang menimbulkan efek merugikan usaha kecil dan menengah.
Menurutnya, pemerintah kurang mampu mengendalikan harga beras yang semakin mahal dan memberatkan para pedagang makanan. Disamping itu, menurutnya faktor iklim turut mempengaruhi ketersediaan stok beras di tanah air.
“Warung Tegal atau warteg (warung nasi) dalam keadaan dilema ketika harga beras naik, dampak tingginya harga beras yang dirasakan usaha sejenis seperti biaya produksi meningkat, harga makanan naik, terbatasnya pilihan menu, penurunan keuntungan dan pergeseran alternatif,” kata Mukroni dalam keterangan tertulis, Jum’at (6/10/2023)
ia menjelaskan, dampak yang mungkin dirasakan dan melanda para pelaku usaha seperti warteg akibat mahalnya harga beras, diantaranya:
Pertama, biaya operasional meningkat, kebijakan ekonomi yang tidak efektif atau inflasi yang tinggi dapat mengakibatkan biaya operasional warteg meningkat. Ini termasuk biaya energi, upah pekerja, dan bahan-bahan lain yang digunakan dalam proses memasak,
Kedua, daya beli konsumen menurun, jika pemerintah tidak berhasil mengendalikan inflasi atau mengatasi masalah ekonomi lainnya, daya beli konsumen dapat menurun. Ini dapat mengurangi frekuensi makan di warteg atau membuat konsumen mencari alternatif yang lebih terjangkau.
Ketiga, menurunnya pendapatan usaha, warteg mungkin mengalami penurunan pendapatan karena konsumen berbelanja dengan lebih hemat atau mengurangi frekuensi makan di luar.
Keempat, kesulitan dalam pembelian bahan baku mahalnya harga bahan baku seperti beras dapat membuat warteg menghadapi kesulitan dalam membeli persediaan yang cukup untuk menjalankan usahanya dengan lancar,
Kelima, potensi penutupan usaha, jika situasi ekonomi sangat buruk dan biaya operasional terus meningkat, warteg mungkin akan mengalami kesulitan finansial yang serius, bahkan dapat mengancam kelangsungan usahanya.
Mukroni mengungkapkan, dalam situasi seperti ini, warteg dan pelaku bisnis lainnya mungkin perlu mencari cara untuk mengatasi tantangan ekonomi, seperti mengurangi biaya operasional, menawarkan promo atau diskon kepada pelanggan, atau mencari solusi kreatif lainnya untuk menjaga profitabilitas,
“Masyarakat umum mengharapkan pemerintah untuk mengambil langkah-langkah yang efektif dalam mengelola ekonomi dan menjaga stabilitas harga-harga kebutuhan pokok, termasuk beras, agar tetap terjangkau bagi semua lapisan masyarakat,” ungkapnya.
(ibeng)