Headline

Prabowo-Gibran Jadi Ujung Tombak, Politisi Golkar Demer Terus Dorong Pemerintah Pusat Rencana Bandara Buleleng

139
×

Prabowo-Gibran Jadi Ujung Tombak, Politisi Golkar Demer Terus Dorong Pemerintah Pusat Rencana Bandara Buleleng

Sebarkan artikel ini

Singaraja.Faktapers.id – Calon Presiden dan Wapers pasangan Prabowo-Gibran akan membawa dampak posisitf bagi kemajuan Buleleng, Gde Sumarjaya Linggih DPR RI Komisi VI menyebutkan terhadap rencana pembangunan Bandara Buleleng akan segera disetujui presiden Joko widodo

“Pasti kalau ada bandara akan mempengaruhi dampak hidup orang banyak, mempengaruhi dari pada kelangsungan adat dan budaya kita karena kalau pembangunan tidak merata maka akhirnya adat budaya akan hilang, kenapa?, karna ini yang di Buleleng akan cari pekerjaan ketempat luar Buleleng,”papar Gde Sumarjaya Linggih (25/11) di Desa Alasangker.

Selain itu Gde Sumarjaya Linggih mendesak Pemerintah Provinsi Bali kembali memperjuangkan rencana pembangunan bandara di Buleleng. Pembangunan bandara ini diyakini bermanfaat untuk menyokong pemerataan pembangunan antara di Bali Utara dan Selatan.

Tak hanya itu, kata Politisi yang akrab disapa Demer ini berpendapat pembangunan Bandara di Buleleng akan mencegah over kapasitas dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Saat ini, landasan bandara I Gusti Ngurah Rai memang direncanakan akan diperpanjang sepanjang 400 meter, dari yang ada saat ini 3.000 meter. Namun upaya memperpanjang landasan ini hanya mampu bertahan pada 2030 mendatang. “Setelahnya bandara yang berlokasi di Bali Selatan itu akan kembali overload. Ini yang harus diantisipasi,” kata Sumarjaya Linggih

Selain itu, hotel-hotel juga diakui akan terus berkembang di wilayah Bali selatan. Hal ini dikhawatirkan dapat memicu terjadinya perang tarif hotel “Karena tidak bisa dibendung, hotel akan bertambah terus sementara untuk masuk lewat bandara terbatas,” imbuhnya.

Ia juga menegaskan, dengan hanya melakukan pembangunan di wilayah bali Selatan dikhawatirkan akan menghilangkan secara perlahan budaya istiadat di Bali selatan. Hal ini disebabkan karena biaya hidup disana semakin melambung.

(ds)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *