Faktapers.id ~ Media yang berbasis di Hong Kong, South China Morning Post, menyoroti calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto yang menuai kritik soal pernyataan “otak lambat”, saat debat terakhir capres yang digelar pada Minggu (4/2) kemarin.
Dalam artikel berjudul “Prabowo mendapat kritik atas pernyataan ‘otak lambat’ dan retorika anti-disabilitas dalam debat terakhir”, SCMP menyebut Prabowo menggunakan kesempatan debat terakhir untuk mempromosikan program makan siang gratis untuk anak sekolah dan ibu hamil.
Tujuan dari program makan siang gratis ini adalah untuk mencegah malnutrisi dan masalah pertumbuhan pada anak-anak.
SCMP menyoroti momen di debat, saat calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyebut tak setuju tentang gagasan Prabowo yang ingin memberi makan gratis demi mencegah stunting.
“Bapak mau kasih makan untuk mencegah stunting buat anak-anak, terlambat Pak itu. Maka saya sampaikan Pak, sekali lagi Pak. Perhatikan proses menikah Pak,” kata Ganjar menanggapi pertanyaan Prabowo dalam debat terakhir capres.
“Remaja Indonesia itu sebagian besar anemia Pak, perhatikan itu dulu. Kalau itu sudah, maka dia menikah, perhatikan usianya. Kalau itu sudah, maka dia menikah, perhatikan usianya,” ujar Ganjar lagi.
SCMP juga menyoroti momen Ganjar mengkritik pernyataan yang disampaikan oleh Prabowo soal “otak lambat” bulan lalu ketika berkampanye di Kalimantan Barat, sebagai pernyataan yang “sangat sadis”.
Prabowo pernah menyebut bahwa orang yang memilih internet gratis, mempunyai otak yang lambat. Internet gratis adalah salah satu program andalan yang rencananya akan dilaksanakan Ganjar jika terpilih menjadi presiden.
“Saya tidak bilang begitu. Yang saya katakan adalah mana yang lebih baik internet gratis atau makan gratis untuk masyarakat miskin? Saya setuju dengan internet gratis, tapi saya tidak akan memprioritaskannya dibandingkan makanan gratis, karena orang miskin perlu makan,” ujar Prabowo menimpali Ganjar.
SCMP juga menyebut Prabowo mendapat kecaman atas pernyataannya mengenai penyandang disabilitas.
“Sekarang ada teknologi-teknologi baru yang bisa membantu mereka bisa hidup mandiri dan bisa bekerja hampir mendekati orang-orang normal,” kata Prabowo
Media itu lalu mengutip cuitan aktivis Margianta SJD dari akun X.
“Masih bingung-tapi tidak kaget-dengan pernyataan Prabowo yang mendikotomikan masyarakat ‘normal’ dan penyandang disabilitas,” tulis Margianta seperti dikutip SCMP.
Selain itu media Hong Kong itu juga menyebut Ganjar lebih kritis terhadap program-program Prabowo, dibandingkan calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan.
Namun SCMP menyebut Anies sebagian besar menyoroti distribusi bantuan sosial yang kian intensif baru-baru ini untuk orang-orang yang membutuhkan, menjelang pemilu.
“Bantuan sosial itu bantuan kepada penerimanya, bukan bantuan kepada pemberinya. Bantuan sosial ini diberikan atas nama negara. Saat saya jadi gubernur, semua paket bansos diberi label didanai APBD Jakarta, bukan atas nama gubernur,” kata Anies.
(*)