Jakarta, faktapers.id -Manuver partai partai mewarnai perubahan peta politik secara cepat menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih pada pilpres 2024, pada 20 Oktober mendatang.
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang akan memimpin Indonesia 2024-2029 sudah merangkul partai partai dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM), diantaranya Nasdem, PKB, dan PKS konon sedang dipersuasi untuk masuk KIM.
Tadinya pengamat dan wartawan sedang sibuk menggunjingkan peta politik di DKI Jaya.
Ribut ribut kemungkinan KIM mencalonkan Ridwan Kamil alias Kang Emil dimajukan sebagai Cagub DKI Jakarta Sementara lawannya diperkirakan Anies Baswedan.
Spekulasi muncul siapa yang akan menjadi wakil Kang Emil, dan partai mana yang akan mencalonkan Anies?
Ada yang mengatakan bahwa Kang Emil akan diduetkan dengan Kaesang, Ketua Umum PSI dan anak bungsu Presiden Jokowi.
Bersamaan itu manuver partai partai mewarnai perubahan peta politik secara cepat.Tadinya masyarakat menggunjingkan peta politik di DKI Jaya. Kemungkinan KIM mencalonkan Ridwan Kamil alias Kang Emil dimajukan sebagai Cagub DKI Jakarta Sementara lawannya diperkirakan Anies Baswedan.
Namun kemudian beralih pada sabtu malam 10 Agustus 2024, ketika Ketua Umum Airlangga Hartarto mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum Golkar.
Ia beralasan ingin konsentrasi di Kementerian yang dipimpinnya jelang transisi pemerintahan dari Joko Widodo dan Ma’ruf Amin, kepada Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Menurut politikus Golkar, Andi Sinulingga, selanjutnya Golkar menunjuk Plt. Ketua Umum Golkar Agus Gumiwang.
Kemudian Plt inilah yang nantinya melaksanakan menggelar Munas.
Maka berkembang spekulasi yang akan menjadi Ketum Golkar selanjutnya. Siapakah dia? Meski nama Balik jauh jauh hari kerap disebut akan menggantikan Airlangga.
Menurut ordal nama Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka mengemuka, yang akan menduduki kursi nomor satu di partai berlambang pohon beringin itu.
Bila memang nantinya Gibran Rakabuming Raka menjadi Ketua Umum Golkar, maka paripurna Pak Jokowi mewarisi kekuasaan, bahkan melebihi yang dia miliki. Menjadi presiden bukan ketua partai.
Konon, jika Gibran Ketua Umum Golkar, Ketua Harian Bahlil Lahadia. Apa Benarkah begitu? Kita nantikan saja.
