Jakarta, faktapers.id -PDIP disebut batal mengusung Anies Baswedan di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta.
Dengan demikian apakah Anies Baswedan dikabarkan kena prank dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ?
Kabar terakhir partai besutan Megawati Soekarnoputri disebut memilih mengusung pasangan Pramono Anung – Rano Karno.
Hal tersebut diungkapkan Bendahara Umum PDIP, Olly Dondokambey.”DKI Pramono-Rano,” ungkap Olly kepada wartawan di kantor DPP PDIP, Senin (26/8/2024).
Akan tetapi Olly tak menjelaskan alasan batalnya mengusung Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta. Padahal Anies Baswedan sudah datang ke kantor DPP PDIP.
Faktanya memang saat Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto mengumumkan nama calon kepala daerah yang akan diusung PDIP pada Pilkada 2024, tak ada nama Anies-Rano Karno.
Perlu diketahui Pramono Anung merupakan Sekretaris Kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo. beristri Endang Nugrahani dan memiliki dua orang anak, yaitu Hanindhito Himawan Pramana dan Hanifa Fadhila Pramono.
Sebelum menjabat sebagai Sekretaris Kabinet, Pramono membangun kariernya di sektor swasta.
Pria kelahiran Kabupaten Kediri ini sempat menjadi direktur perusahaan pertambangan PT Tanito Harum antara 1988 dan 1996.
Pada 1998, Pramono mengawali karier politiknya dengan bergabung sebagai anggota ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Kiprah Pramono Anung di PDIP
Bergabung dengan PDIP memungkinkan Pramono untuk mulai menjabat pada 1999 sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mewakili Jawa Timur.
Jabatan terakhirnya di sektor swasta adalah komisaris perusahaan konstruksi PT Yudistira Hana Perkasa antara 1996 dan 1999.
Ini merupakan hasil dari pemilihan umum (pemilu) pertama setelah runtuhnya pemerintahan Presiden Soeharto yang otokratis.
Pramono konsisten memenangkan pemilu-pemilu berikutnya, yaitu pada 2004, 2009, dan 2014.
Pria dengan gelar Doktor Ilmu Komunikasi dari Universitas Padjajaran ini menutup kariernya di majelis rendah dengan menjabat sebagai Wakil Ketua DPR antara 2009 dan 2014.
Pramono menjabat sebagai Wakil Ketua DPR ketika PDIP mengambil peran oposisi selama masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Sang Presiden diusung oleh partai yang didirikannya sendiri, yaitu Partai Demokrat.
Lalu, pada pemilu berikutnya, PDIP menguasai 94 kursi atau 16,8 persen dari total kursi.
Pada 1998, Pramono mengawali karier politiknya dengan bergabung sebagai anggota ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Pada 2015, Pramono mulai menjabat sebagai Sekretaris Kabinet setelah ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Karier politiknya memasuki babak baru seiring dengan keberhasilan PDIP merebut tampuk kekuasaan.
[]