Klaten, faktapers.id – Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI), Budi Gunadi Sadikin, melakukan kunjungan ke Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada Kamis (19/12/2024).
Kunjungan Menteri ini untuk menghadiri acara peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan gedung Oncology Center Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Soeradji Tirtonegoro Klaten.
Groundbreaking atau peletakan batu pertama itu secara simbolis ditandai dengan penekanan tombol yang diikuti beroperasinya alat berat pembangunan, yakni eskavator dan alat berat paku bumi.
Penekanan tombol dilakukan bersama-sama oleh Menkes Budi Gunadi, Plt Direktur Utama RSUP dr Soeradji Tirtonegoro, Sholahudin Rhatomy, dan jajarannya.
“Kegiatan hari ini kami melakukan ground breaking gedung baru RSUP dr Soeradji Tirtonegoro. Gedung ini khusus untuk kanker, 150 kamar, akan selesai pada 2026, dan bakal menjadi gedung tertinggi di Klaten,” ujar Budi.
Tujuan pembangunan gedung itu memang diarahkan untuk bisa melayani penyakit-penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia, seperti penyakit stroke, jantung, dan kanker.
Ia menyampaikan, penyakit kanker apabila ditreatment lebih dini dengan teknologi dan pengobatan yang lebih modern, maka tingkat kesembuhan bisa lebih cepat.
“Saya bilang, strategi penanganan kanker adalah deteksi dini harus bagus. Oleh karena itu, bukan hanya rumah sakit pemerintah tapi rumah sakit daerah dan puskesmas juga kami kasih alat untuk deteksi dini kanker,” katanya.
Dia berharap, gedung Oncology center RSUP dr Soeradji Tirtonegoro nanti tidak hanya bisa melakukan treatment cancer the most advance. Namun juga bisa menjadi pusat tempat deteksi kanker dan Pathology Anatomy yang lebih baik.
Ia meminta pihak RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten agar mencari dokter spesialis Pathology Anatomy terbaik supaya deteksi dini penyakit lebih bagus.
Dia pun juga berpesan agar dokter-dokter spesialis penyakit dalam, nantinya diberi kesempatan untuk melayani terapi kanker yang bersifat lanjutan.
“Yang paling penting, saya baru keluarkan surat. Untuk kanker itu saya wajibkan membentuk multi disciplinary team (MDT). Jadi tidak boleh, pasien yang masuk dari dokter bedah, dipegang sendiri hanya oleh dokter bedah,” tegasnya.
Hal itu, menurut dia, harus ditangani berbagai profesional medis, antara lain bersama Pathology Anatomy, Medical Oncology, dan radioterapi. Sehingga, dengan gabungan itu bisa tahu treatment terbaik penanganan kanker bagi pasien.
Direktur Utama RSUP dr Soeradji Tirtonegoro, Sholahudin Rhatomy, mengungkapkan bahwa gedung oncology center tersebut dibangun menggunakan pembiayaan pinjaman dan hibah luar negeri (PHLN).
“Pembiayaan dari Islamic Bank Development Bank senilai Rp500 miliar yang digunakan untuk kontruksi bangunan dan penyediaan alat medis,” ungkapnya.
Menurut dia, pembangunan gedung oncology center dengan konsep smart hospital. Gedung ini akan menjadi benchmark (tolak ukur) smart hospital untuk tower-tower yang akan dibangun ke depan.
Dia menuturkan, lokasi yang digunakan sebagai tempat pembangunan gedung oncology center tersebut dulunya adalah gedung hemodialisa, perawatan ibu melahirkan, dan wisma residen.
(Madi)