Hukum & KriminalSulawesi

Ferdy Sambo Terseret Kasus Uang Palsu di UIN Alauddin Makassar: Apa yang Terjadi?

112
×

Ferdy Sambo Terseret Kasus Uang Palsu di UIN Alauddin Makassar: Apa yang Terjadi?

Sebarkan artikel ini
foto sumber istimewa

Jakarta, faktapers.id – Nama eks Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo, kembali mencuri perhatian publik setelah terlibat dalam kasus sindikat uang palsu yang beroperasi di UIN Alauddin Makassar. Berita ini telah mengguncang banyak media dan menimbulkan berbagai spekulasi mengenai keterlibatan Sambo dalam jaringan ilegal ini.

Keterlibatan Ferdy Sambo dalam Kasus Uang Palsu

Penyelidikan mengungkapkan bahwa Annar Salahuddin Sampetoding (ASS), seorang pengusaha dan politisi yang sempat mencalonkan diri dalam Pilgub Sulsel dan Pilwalkot Makassar, adalah otak di balik sindikat pabrik uang palsu yang beroperasi di Makassar. Namun, apa yang semakin mencurigakan adalah hubungan dekat antara Annar dan Ferdy Sambo, yang semakin memperjelas adanya keterkaitan antara keduanya.

Sebelumnya, Annar diketahui pernah membela Ferdy Sambo dalam kasus pembunuhan Brigadir J. Pada April 2023, Annar tampil di media nasional mengaku sebagai perwakilan keluarga Sambo, bahkan memohon agar hakim memberikan keringanan hukuman kepada Sambo. Pembelaan ini semakin memperkuat spekulasi mengenai hubungan darah atau kedekatan yang erat antara mereka.

Pabrik Uang Palsu yang Sudah Beroperasi Sejak 2010

Kasus ini semakin memanas setelah terungkap bahwa pabrik uang palsu di UIN Alauddin Makassar telah beroperasi sejak 2010, namun baru terungkap pada 2024. Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan Wibisono, mengungkapkan bahwa pembuatan uang palsu ini dimulai pada 2010 dan berlangsung hingga 2012. Uang palsu tersebut diproduksi di dua lokasi: sebuah rumah di Makassar dan di kampus UIN Makassar yang terletak di Kabupaten Gowa. Polisi mencurigai bahwa uang palsu ini akan digunakan untuk mendanai kampanye Pilkada 2024.

Penangkapan dan Penyelidikan

Penyelidikan lebih lanjut mengarah pada rumah Annar di Jalan Sunu, Makassar, tempat dua tersangka, Muhammad Syahruna (52) dan John Biliater Panjaitan (68), ditangkap. Syahruna diduga terlibat dalam proses produksi uang palsu, sementara John berperan sebagai perantara dalam transaksi tersebut. Polisi menemukan bukti kuat yang mengarah pada Annar sebagai penyandang dana utama dari sindikat ini.

Keterlibatan Annar dalam sindikat uang palsu ini semakin menegaskan kaitannya dengan dunia politik dan aktivitas ilegal yang meresahkan. Keterlibatannya dalam politik, serta hubungan dengan Ferdy Sambo yang terkenal dengan kontroversinya, menjadikan kasus ini semakin menarik perhatian publik dan membuka tabir mengenai praktik keuangan gelap yang melibatkan tokoh penting.

Kasus sindikat uang palsu yang melibatkan Annar Salahuddin Sampetoding dan keterkaitannya dengan Ferdy Sambo menunjukkan betapa kompleksnya jaringan kriminal yang mungkin beroperasi di balik dunia politik dan bisnis. Penyidikan lebih lanjut akan terus berlanjut, dan masyarakat menantikan pengungkapan lebih dalam terkait siapa saja yang terlibat dalam kejahatan ini.

[]