Hukum & KriminalNasional

Hukuman Ringan Harvey Moeis, Kata Praktisi Hukum Sri Dharen:  Bukan Negara Saja yang Dirugikan Tapi Moral Bangsa Juga Hancur

147
×

Hukuman Ringan Harvey Moeis, Kata Praktisi Hukum Sri Dharen:  Bukan Negara Saja yang Dirugikan Tapi Moral Bangsa Juga Hancur

Sebarkan artikel ini
Praktisi Hukum, Sri Dharen SH,MH. (foto:ist)

Jakarta, faktapers.id -Vonis penjara 6,5 tahun yang dijatuhkan kepada Harvey Moeis telah menimbulkan reaksi yang kuat dari berbagai kalangan, termasuk Praktisi Hukum Sri Dharen SH, MH. Pasalnya  mengingat besarnya kerugian yang dialami negara, vonis ini dinilai tidak mencerminkan keadilan yang seharusnya.

Sebagai praktisi hukum menurut Sri Dharen kurang pas. Dengan nominal yang dinyatakan sebagai kerugian negara. “Apapun judulnya terhadap dampak kerugian.Dengan tuntutan dari kejaksaan. Dan vonis dari pengadilan. Saya rasa, ya, kurang begitu pas.Karena ini bukan tangkapan polisi. Ini memang tangkapan kejaksaan,” ujarnya.

“Nah, ini sekarang urusannya kejaksaan dan pengadilan. Menurut saya, sejak saya tahu presiden di republik ini. Dan sejak saya tahu adanya undang-undang tipikor. Saya tidak pernah tahu adanya presiden yang pernah memberikan statement terhadap satu keputusan kasus korupsi. Baru pertama kali ini, saya dengar dari Pak Prabowo. Itu menyatakan, agar lebih diperhatikan,” ungkap Sri Dharen di kantornya, 3 Januari 2025).

“Nah, terkait dengan hukuman, saya rasa ya kurang lagi. Dia menyatakan kalau bisa 50 tahun. Andaikata tidak ada di dalam peradilan, saya rasa ya tidak ada peradilan yang menyatakan tidak ada hukuman 50 tahun. Banyak yang lebih parah dari 50 tahun pun pernah ada hukuman. Cuma konteksnya ya, apabila seorang presiden sudah merasa janggal dengan keputusan yang ada. Ya, pasti beliau kan sudah menelaah dari kiri dan kanan tentang apa yang terjadi,” tambahnya.

“Kasus ini dari awalnya, kita kalau mau memberikan statement, mendingan kita buka-buka aja ya. Daripada kita berlagak sopan tapi kita pengen memberikan edukasi untuk rakyat sia sia  jadi nanti, mendingan satu kali.Berhadap konsekuensi, yang jelas tidak ada yang dirugikan, kita hanya menyampaikan apa yang terjadi, agar lebih transparan sampai kepada masyarakat. Dan menjadi pembelajaran kepada orang-orang berikutnya untuk melakukan kesalahan, agar tidak terulang lagi.Itulah efek kepada memberikan hukuman. Bukan menyakiti, tapi memberikan efek jera. Di dalam hal tersebut, kita sudah bisa menyatakan bahwasannya, ya kasus ini sudah tidak banyak hukumannya.Vonis untuk perkara ini sudah tidak banyak. Saya sebagai praktisi ya, saya bilang, vonis untuk hukuman ini tidak banyak. Sangat tidak banyak” papar Sri Dharen.

Jadi, dicontohkan aja dengan kasus-kasus yang sebelum-sebelumnya. Dengan nominal-nominal yang lebih kecil, itu bisa sampai seumur hidup hukumannya. Kita bukan minta ini hukuman, ini orang harus dihukum seumur hidup.

“Saya nggak pernah kenal dia dan saya nggak pernah punya masalah dengan apa dia. Cuma konteksnya, untuk nominal ini, saya rasa hukuman itu tidak sesuai dan pengembalian denda itu tidak sesuai. Kalau masalah subsider, ya, udahlah, itu masalah nanti kan ya,” ungkapnya

Terlepas daripada itu, lanjutnya kalau dibilang disini, awalnya kerugian negara. Dari angka sekian menjadi sekian, 300 triliun. Ini harus sudah bersusut nih.Kemudian dibilang kerugian lingkungan. Jadi kita jangan bicara seperti aktivis lingkungan juga. Kita kan penegak hukum.Kalau mereka mengukur kerugian lingkungan, baru mereka mengukur kerugian negara. Baru mereka mengukur kerugian nominal. Kalau menurut saya, pertama kali yang harus dipikirkan di sini, pertama kali itu adalah, kita ambil tiga kerugian ya.

Pertama kali itu kerugian terhadap lingkungan, dari paling belakang nih. Yang kedua, kerugian terhadap negara. Yang pertama, itu kerugian terhadap moral bangsa.

Apa pandangan internasional terhadap perkara ini. Kalau buat kesalahan di negara ini, asal ada uang, selesai. Mau enggak mau, harus diakui. Dan mau enggak mau, harus disetujui.

Apabila ada yang keberatan dengan statement ini, ya berarti Anda manusia-manusia yang tidak tahu kesalahan terhadap diri Anda sendiri. Contoh. Kasus-kasus yang sebelum.

Kenapa bisa seperti itu, kenapa kasus ini, kenapa bisa seperti setingan ini. Dimana terliun,  ratusan terliun di mana, Ratusan miliar dimana. Terlepas daripada itu, kita geser lagi. Moral bangsa ini jadi rusak. Ini walaupun terjadi di jaman rezim presiden sebelumnya, tapi peradilan ini terjadi di zaman presiden hari ini lho.

Reputasi presiden hari ini terganggu gara-gara keputusan ini. Ini harus digaris bawahin. Indonesia 2024 dan sampai 2029 akan menjadi Indonesia yang berbeda dalam konteks positif. Judulnya !

Tapi dengan pembukaan tahun, dengan vonis seperti ini, ini sudah menjadi tanda tanya besar untuk 5 tahun ke depan tentang nasib bangsa dan negara ini. Jadi, boleh dilihat sanksi sosial awalnya seperti apa ?

Lama-lama, redup, padam ya. Lihat aja seorang terdakwa dalam perkara ini.Dia yang masuk bagaikan seorang pejuang, bagaikan seorang pahlawan, bagaikan seorang petarung yang mau masuk ke dalam ring. Dia bisa cas, dia bisa shake hand dengan temen-temennya. Tanpa ada sedikit pun guilty conscious di dalam dirinya, merasa bersalah. Kenapa? Ya, inilah sanksi sosial yang dia dapat. Jadi jangan dibilang konteksnya kalau di negara salah seperti ini, kalau di negara ini seperti ini.

Ini negara yang pernah mencetuskan hukuman mati untuk para koruptor. Mana pencetus-pencetus itu? Mana mereka-mereka itu? Ya kalau memang mau buat satu kali, jadi ada katanya bahasa Jawa kuno yang menyatakan kalau lu berani, jangan takut-takut. Ya kalau lu takut, jangan berani-beranian.

Sekarang kita ambil di kasus ini. Yang terdakwa kan ini orang, yang inisial H. Bosnya yang tiga urut kemana? Bosnya sampai sekarang hilang, tidak diproses dan malah ujungnya kondisinya juga seperti ini. Rapi banget dong prosesnya kalau begini namanya.

“Ini bukan pradilan, namanya dagelan. Ini namanya dagelan. Maaf ya, malu kita menjadi praktisi di negara ini, kalau begini namanya hukum.Saya punya kantor di Bali. Saya menangani klien di lebih dari 32 negara saya punya klien. Saya terutama dari eropa .Apa mereka bilang. Sepertinya kami ingin masuk ke dunia tambang setelah perkara ini. Inilah opini asing terhadap negara ini. Walau orang asing aja sudah berpikir untuk berani bermain di negara ini, bagaimana dengan orang-orang lokal yang sudah memahami teritorial negara ini,” tandasnya.

Terkait kritisi Presiden Prabowo terhadap  Harvey divonis 6,5 tahun padahal dirinya merugikan negara hampir Rp300 triliun. Dan Prabowo berharap Harvey Moeis mendapatkan vonis yang sesuai karena telah merugikan negara hingga ratusan miliar dalam arahannya Musrenbangnas RPJMN 2025-2029, Senin (30/12/2024). Bahkan menegaskan bahwa hukuman ringan untuk koruptor dapat mengganggu rasa keadilan di masyarakat.

Praktisi Hukum Sri Dharen berpendapat, kalau Presiden yang sekarang berarti tidak terbang pilih. Kalau bagi saya, dan bagi saya juga ini pasti kan warning, mungkin setelah ini, ini pasti ya, pimpinan-pimpinan institusi itu pasti dibongkar semua nanti. Tapi dengan catatan, jangan hanya pimpinannya aja yang diganti, nanti pada saat terjadi kejanggalan, ditemukan penyelewengan dalam perkara ini, jangan nanti pimpinan-pimpinan saja yang diganti sebagai hukuman. Hukumannya juga harus direvisi.

Melihat keinginan Pak Presiden masalah hukuman,  seperti apa ? Ya berarti ya sekarang begini, kemarin saya sempat ada melihat ya, cuplikan bahwasannya, ada pergantian susunan mafia yang berganti, sehingga mafia di dalam juga harus diganti, ya bagaikan Presiden yang berganti kabinetnya diganti gitu ya. Kalau bagi saya mungkin untuk Presiden-Presiden yang lalu ya, akan ketar dan ketir dengan mafia-mafia itu, saya rasa Presiden kita yang sekarang kan bukan barang kaleng-kaleng kan gitu. Mana laku sama beliau mafia-mafia begitu. Kalau bagi saya, mafia mana itu pasti hancur di depan beliau.

Menurutnya jangan hanya kode etik hakimnya doang yang berpikir ya itu tidak fair. Produk daripada hakim tersebut juga harus dicecel. Bang, bagaimana melihat hukuman Harvey Moeis 6,5 tahun dan denda Rp 1 miliar, dan bayar kerugian negara Rp 200 miliar.

Ini kan karena Harvev Moeis dibilang orangnya taat akan hukum, kooperatif, sopan santun, sehingga dapat meringankan hukuman . Menurut Abang sebagai seorang praktisi?

Jika itu acuannya, nanti ya, kriminal itu menjadi mainan. Semua orang sudah berbuat jahat, nanti berbuat baik.

Jika itu acuannya, saya sebagai praktisi tidak setuju. Karena ini bukan kejahatan yang dibuat secara hilaf. Ini kejahatan yang dibuat secara plan.

Secara terencana dan tersusun. Ini bukan yang tiba-tiba dia duduk di warung kopi, tiba-tiba dia ribut, dia cabut belati, dia menusuk, enggak. Ini memang sudah terencana, tersetting untuk waktu yang lama.

Mau bersih ya bersih sekalian.Dari teras rumah sampai ke kamar mandi harus dibersihkan. Jangan tabang pilih bersih-bersih. Sekarang kalau mau disabur, tambang-tambang yang ilegal, apa cuma satu ini saja yang ilegal? Apa cuma pemain nikel saja yang ada skandal? Bagaimana dengan batu bara? Bagaimana dengan nikel, selain apa daripada petimang? Banyak.

Ya sudah mau bersih, bersih sekali ya. Baru ini negara bisa maju. Kalau begini-begini saja ya, sampai ujungnya, sampai siapapun, nanti presidennya ganti lagi.

Enggak akan pernah maju ini negara, yakin deh. Oke, terakhir dari saya. Harapan apa? Harapan apabila seseorang sebelum berbuat kesalahan, dan setelah berbuat kesalahan, dan setelah dia diproses, ada harapan dengan diri yang bisa lari dari celah hukum itu, maka itu negara tidak akan pernah maju.

Hukuman tidak untuk menyakiti, tapi untuk memberikan efek jerah. Tapi kalau hukumannya seperti ini, tidak ada yang akan pernah jerah, malah akan menjadi contoh bagi bandit-bandit kecil yang lain untuk menjadi gajah dan paus. Karena sudah tahu, end of the story-nya seperti ini.

Yang terakhir, bang, harapan apa untuk berbuat kesalahan, bang? Harapan apa untuk berbuat kesalahan, bang? Gimana? Harapan apa untuk berbuat kesalahan, bang? Harapan apa untuk berbuat kesalahan, bang? Jadi kan, bandit-bandit buat memancuh orang, buat orang kecil lain dengan tutup tangan, dan sangat tahu, end of the story. Iya. Nah, kalau saya bilang takut akan Tuhan, kayaknya banyak manusia yang sudah takut sama Tuhan.

Abang sebagai seorang praktisi melihat keinginan Pak Presiden ini seperti apa Bang? Ya berarti ya sekarang begini, kemarin saya sempat ada melihat ya, cuplikan bahwasannya, ada pergantian susunan mafia yang berganti, sehingga mafia di dalam juga harus diganti, ya bagaikan Presiden yang berganti kabinetnya diganti gitu ya. Kalau bagi saya mungkin untuk Presiden-Presiden yang lalu ya, akan getar dan ketir dengan mafia-mafia itu, saya rasa Presiden kita yang sekarang kan bukan barang kaleng-kaleng kan gitu. Mana laku sama beliau mafia-mafia begitu? Kalau bagi saya, mafia mana itu pasti hancur di depan beliau.

Kalau Presiden yang sekarang, Berarti tidak terbang pilih ya Pak? Kalau bagi saya, dan bagi saya juga ini pasti kan warning, mungkin setelah ini, ini pasti ya, pimpinan-pimpinan institusi itu pasti dibongkar semua nanti. Tapi dengan catatan, jangan hanya pimpinannya aja yang diganti, nanti pada saat terjadi kejanggalan, ditemukan penyelewengan dalam perkara ini, jangan nanti pimpinan-pimpinan saja yang diganti sebagai hukuman. Hukumannya juga harus direvisi.

Jangan hanya kode etik hakimnya doang yang berpikir ya itu tidak fair. Produk daripada hakim tersebut juga harus dicecer

 

 

 

Jika Harvey Moeis dibilang orangnya tak akan hukum, kooperatif, sopan santun, sehingga dapat meringankan hukumannya.

Jika itu acuannya, nantinya, kriminal itu menjadi mainan. Semua orang sudah berbuat jahat, nanti berbuat baik. ‘Saya sebagai praktisi tidak setuju. Karena ini bukan kejahatan yang dibuat secara hilaf. Ini kejahatan yang dibuat secara plan.

Secara terencana dan tersusun. Ini bukan yang tiba-tiba dia duduk di warung kopi, tiba-tiba dia ribut, dia cabut belati, dia bertusuk, enggak. Ini memang sudah terencana, tersetting untuk waktu yang lama.

Dari teras rumah sampai ke kamar mandi harus dibersihkan. Jangan tambang beli bersih-bersih. Sekarang kalau mau dibersihkan tambang-tambang yang ilegal, apa cuma satu ini saja yang ilegal. Apa cuma pemain nikel saja yang ada skandal. Bagaimana dengan batu bara, bagaimana dengan nikel, selain apa daripada timah, kan banyak

Ya sudah mau bersih, bersih sekali ya. Baru ini negara bisa maju. Kalau begini-begini saja ya, sampai ujungnya, sampai siapapun, nanti presidennya ganti lagi.Enggak akan pernah maju ini negara, yakin deh.

Apabila seseorang sebelum berbuat kesalahan, dan setelah berbuat kesalahan, dan setelah dia diproses, ada harapan dengan diri yang bisa lari dari celah hukum itu, maka itu negara tidak akan pernah maju.

Hukuman tidak untuk menyakiti, tapi untuk memberikan efek jera. Tapi kalau hukumannya seperti ini, tidak ada yang akan pernah jera, malah akan menjadi contoh bagi bandit-bandit kecil yang lain untuk menjadi gajah dan paus. Karena sudah tahu, end of the story-nya seperti ini.

(igo)