NasionalEkonomi Bisnis

Istana Tanggapi Proyeksi IMF: Data BPS Tunjukkan Pengangguran Justru Menurun

49
×

Istana Tanggapi Proyeksi IMF: Data BPS Tunjukkan Pengangguran Justru Menurun

Sebarkan artikel ini

Jakarta, faktapers.id – Di tengah sorotan terhadap proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) yang memperkirakan tingkat pengangguran Indonesia akan mencapai 5 persen pada 2025, Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO) menyampaikan klarifikasi. Kepala PCO, Hasan Nasbi, menegaskan bahwa data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tren sebaliknya, yakni penurunan angka pengangguran terbuka.

“Kalau menurut data dari BPS terbaru, angka pengangguran terbuka justru turun,” ujar Hasan saat ditemui di Kantor PCO, Selasa (3/6/2025).

Hasan menyebutkan bahwa hingga awal Juni 2025, tingkat pengangguran terbuka turun dari 4,82 persen menjadi 4,76 persen. Selain itu, proporsi pekerja penuh waktu meningkat dari 65,6 persen ke 66,2 persen, yang menurutnya menandakan kondisi ketenagakerjaan nasional masih cukup stabil.

“Itu artinya angka pengangguran orang-orang yang benar-benar nganggur itu turun,” jelasnya.

Meski mengakui bahwa terdapat indikator yang menunjukkan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK), Hasan menilai bahwa hal tersebut diimbangi dengan terciptanya lapangan kerja baru yang lebih banyak. Ia menyebut, kondisi tersebut masih cukup untuk mendorong optimisme publik.

“Jadi sejauh ini, indikator-indikator seperti ini masih cukup baik. Dan masih cukup untuk membuat bangsa kita optimis. Ke depan, tentu pemerintah akan mengeluarkan berbagai kebijakan-kebijakan,” tambahnya.

Lebih lanjut, Hasan juga tidak menampik bahwa proyeksi IMF tetap perlu dijadikan bahan pertimbangan. Ia menyebut laporan lembaga internasional tersebut bisa menjadi masukan penting dalam merumuskan langkah antisipatif pemerintah demi menjaga stabilitas ekonomi nasional.

“Ini masukan lah,” katanya singkat.

Sebelumnya, IMF dalam laporan World Economic Outlook edisi April 2025 memprediksi tingkat pengangguran Indonesia akan mencapai 5 persen pada 2025 dan terus meningkat hingga 5,1 persen pada 2026. Jika proyeksi ini terjadi, Indonesia akan menjadi negara dengan tingkat pengangguran tertinggi kedua di antara negara berkembang kawasan Asia, di bawah China yang diperkirakan stabil di angka 5,1 persen.

Data IMF mendefinisikan tingkat pengangguran sebagai persentase angkatan kerja yang sedang aktif mencari pekerjaan. Berdasarkan data BPS per Februari 2025, jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 153,05 juta orang. Dengan angka tersebut, maka jumlah pengangguran terbuka diperkirakan sebanyak 7,28 juta orang—meningkat sekitar 83.450 orang dibandingkan Februari 2024.

Sebagai perbandingan, negara ASEAN lain seperti Vietnam dan Thailand berhasil mempertahankan tingkat pengangguran di level rendah, masing-masing sekitar 2 persen dan 1 persen. Sedangkan Malaysia dan Filipina mencatat angka pengangguran yang lebih tinggi, masing-masing 3,2 persen dan 4,5 persen (proyeksi 2026).

Pemerintah Indonesia kini menghadapi tantangan untuk menyeimbangkan persepsi dan data dalam negeri dengan proyeksi global, sembari menyusun strategi untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja serta meningkatkan kualitas ketenagakerjaan nasional.

[]