Ketua DPRD Jateng Usul Gelar Kejuaraan Bela Diri untuk Tekan Tawuran Pelajar

8
×

Ketua DPRD Jateng Usul Gelar Kejuaraan Bela Diri untuk Tekan Tawuran Pelajar

Sebarkan artikel ini
Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah, Sumanto,

Semarang, faktapers.id  – Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah, Sumanto, mengusulkan pendekatan baru dalam menangani maraknya tawuran pelajar: menggelar kejuaraan bela diri secara rutin. Ia menilai bahwa upaya ini bisa menjadi solusi kreatif untuk menyalurkan energi remaja yang selama ini kerap tersalurkan lewat kekerasan.

“Remaja yang terlibat tawuran umumnya memiliki semangat dan energi tinggi, sayangnya tidak diarahkan dengan tepat. Kalau disalurkan lewat kompetisi resmi seperti bela diri, mereka bisa menyalurkan energi itu ke arah yang positif bahkan meraih prestasi,” ujar Sumanto di Semarang, Senin (9/6).

Sumanto menyoroti fakta bahwa tawuran kerap melibatkan senjata tajam dan menimbulkan korban jiwa. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya pendekatan preventif dan solutif dari pemerintah daerah.

Ia menyarankan agar Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah mengambil peran aktif dengan menyelenggarakan kompetisi bela diri, seperti pencak silat, karate, atau taekwondo. Menurutnya, kompetisi semacam ini bisa menjadi sarana untuk membentuk karakter remaja sekaligus menjauhkan mereka dari budaya kekerasan.

“Banyak anak muda yang sebenarnya punya mental petarung, tinggal diarahkan saja. Kalau sudah dilatih dan berprestasi di bidang bela diri, mereka akan lebih menghargai kedisiplinan dan sportivitas, bukan main hakim sendiri di jalan,” tambahnya.

Namun demikian, Sumanto menegaskan bahwa pencegahan tawuran tidak bisa hanya bertumpu pada satu sektor. Sekolah, menurutnya, juga memegang peran penting. Ia mendorong institusi pendidikan untuk memperkuat pendidikan karakter serta memperbanyak kegiatan ekstrakurikuler seperti olahraga, seni, dan musik.

“Anak-anak butuh ruang untuk mengekspresikan diri. Kalau mereka punya kegiatan yang positif dan merasa dihargai, potensi untuk ikut-ikutan tawuran akan jauh berkurang,” katanya.

Sumanto juga menekankan pentingnya peran keluarga dalam melakukan deteksi dini terhadap perilaku remaja yang berpotensi terlibat tawuran. Ia mengajak orang tua dan guru untuk lebih peka dan membangun komunikasi intensif dengan anak-anak.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa sebagian besar tawuran saat ini berawal dari adu tantangan di media sosial. Karena itu, edukasi literasi digital dan kontrol penggunaan gawai juga menjadi bagian penting dalam strategi pencegahan.

“Intinya, anak muda perlu diberi alternatif kegiatan yang lebih positif. Pemerintah harus hadir, bukan hanya dengan aturan, tapi juga dengan program yang bisa menyentuh langsung kebutuhan remaja,” pungkasnya.

[]