ProfilSpritual

KH Bunyamin Muhammad Wafat: Ulama Betawi Pewaris Hikmah dan Cahaya Ilmu Telah Berpulang

193
×

KH Bunyamin Muhammad Wafat: Ulama Betawi Pewaris Hikmah dan Cahaya Ilmu Telah Berpulang

Sebarkan artikel ini
Tokoh pemuda Jakarta Barat, Umar Abdul Aziz saat bersama KH Bunyamin Muhammad

Jakarta, faktapers.id  – Sosok yang selama ini menjadi pelita ilmu dan akhlak di tengah masyarakat Betawi, KH Bunyamin Muhammad, tutup usia pada Kamis, 12 Juni 2025. Kepergiannya meninggalkan ruang kosong dalam khazanah dakwah dan keilmuan Islam di Tanah Air, khususnya bagi masyarakat Jakarta dan sekitarnya.

KH Bunyamin, yang akrab disapa Mu’allim Bunyamin, dikenal luas sebagai ulama kharismatik yang hidupnya diabdikan untuk ilmu, dakwah, dan pembinaan umat. Beliau bukan hanya guru dalam pengertian formal, tetapi juga seorang pendidik jiwa, yang tutur katanya menyentuh hati dan amal perbuatannya mencerminkan ajaran Islam yang mendalam.

Jejak Ilmu Sejak Muda

Lahir dan besar di Kelapa Dua, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Mu’allim Bunyamin tumbuh dalam lingkungan yang sarat dengan semangat keislaman. Sejak usia muda, beliau menunjukkan kecintaan luar biasa terhadap ilmu agama. Tekun menimba ilmu dari ulama-ulama besar Betawi, terutama dari gurunya yang terkenal, Mu’allim Syafi’i Hadzami — seorang ahli tafsir dan fikih yang disegani.

Dalam perjalanannya, beliau mendalami berbagai disiplin ilmu seperti fikih, tasawuf, dan ilmu alat. Namun yang paling menonjol adalah konsistensinya dalam mengamalkan dan menyebarkan ilmu tersebut dengan penuh keikhlasan dan kerendahan hati.

Dakwah yang Menyentuh Hati

Kiprah dakwah KH Bunyamin tak hanya terbatas pada mimbar-mimbar pengajian. Beliau aktif mengasuh majelis taklim dan membina para santri di lembaga-lembaga pendidikan seperti Pesantren Darul Mushtofa dan Ma’had Zawiyah Jakarta.

Dalam setiap pengajarannya, beliau selalu menekankan pentingnya adab, akhlak, dan keikhlasan — nilai-nilai yang kini mulai langka dalam kehidupan umat. Tausiyahnya tidak meledak-ledak, tetapi meresap, penuh hikmah, dan mampu menjangkau berbagai kalangan. Tak heran bila kehadirannya selalu dinanti dan dihormati oleh masyarakat lintas usia dan latar belakang.

Berita Duka dan Doa yang Mengalir

Kabar wafatnya beliau disampaikan secara resmi oleh Ma’had Aly Zawiyah Jakarta. Sejak saat itu, ucapan belasungkawa membanjiri media sosial dan grup-grup keislaman, datang dari kalangan ulama, habaib, tokoh masyarakat, hingga santri-santri yang pernah dibimbingnya.

Para murid menyebut wafatnya KH Bunyamin sebagai “padamnya lentera” — mengutip sabda Nabi Muhammad ﷺ:

“Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu sekaligus, tetapi mencabutnya dengan mewafatkan para ulama.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Warisan yang Tak Pernah Mati

Mu’allim Bunyamin boleh wafat, tetapi warisan ilmunya tetap hidup. Majelis yang beliau bangun terus berjalan, santri-santrinya terus menyebarkan ajaran yang telah ia wariskan, dan masyarakat yang pernah merasakan sentuhan dakwahnya terus membawa cahaya yang ia nyalakan.

Kesederhanaannya, tutur lembutnya, dan keteguhannya dalam prinsip Islam menjadi teladan yang tak lekang oleh waktu. Ia bukan sekadar ulama, tetapi seorang pembina umat yang kehadirannya dirindukan, dan kepergiannya ditangisi.

Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.
Semoga Allah  menerima semua amal baiknya, mengampuni segala kekhilafannya, dan menempatkan beliau di surga tertinggi bersama para nabi dan orang-orang saleh. Aamiin ya Rabbal ‘Alamin.

[]