NTTHukum & Kriminal

Polemik di Perbatasan Motaain: Eksportir Kendaraan Kecewa, BAIS TNI dan Bea Cukai Beri Klaim Bertolak Belakang

130
×

Polemik di Perbatasan Motaain: Eksportir Kendaraan Kecewa, BAIS TNI dan Bea Cukai Beri Klaim Bertolak Belakang

Sebarkan artikel ini

Belu, faktapers.id— Persoalan ekspor kendaraan ke Timor Leste memicu polemik baru di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain, Kabupaten Belu. Seorang eksportir lokal mengaku kecewa setelah truk bekas miliknya ditahan oleh aparat intelijen militer dari Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, meski menurutnya seluruh dokumen ekspor telah lengkap.

“Saya sudah urus dokumen dari Bea Cukai dan Samsat Polda, tapi masih dicegat di lapangan tanpa penjelasan resmi,” ujar eksportir yang enggan disebutkan namanya, Jumat (20/6/2025).

Menurutnya, penahanan dilakukan tanpa surat resmi maupun berita acara. Ia mempertanyakan kewenangan BAIS dalam melakukan tindakan tersebut dan menuding adanya perlakuan tidak adil. “Eksportir lain lolos dengan dokumen yang sama, tapi saya ditahan. Ini seperti tebang pilih,” ujarnya heran.

Di sisi lain, Bea Cukai Atambua menyatakan tidak ada masalah dalam administrasi ekspor tersebut. Melalui Kasi Humas, Hanif, pihaknya menegaskan bahwa dokumen yang diajukan eksportir telah diverifikasi dan dinyatakan lengkap.

“Dari sisi Bea Cukai, semua clear. Tidak ada masalah di dokumen ekspor kendaraan yang masuk ke kami,” kata Hanif.

Namun, pernyataan berbeda disampaikan oleh sumber dari Sat-Intel BAIS TNI. Dokumen yang digunakan eksportir disebut diduga palsu dan tidak lagi berlaku. “Kami sudah cek ke Samsat, ternyata dokumennya — BPKB dan STNK — tidak valid,” ujar sumber tersebut.

Konflik keterangan antara Bea Cukai dan BAIS ini memunculkan pertanyaan soal koordinasi dan kewenangan di lapangan. Perbedaan persepsi ini juga menyoroti perlunya kejelasan mekanisme pengawasan lintas batas negara, agar tidak merugikan pelaku usaha yang menjalankan kegiatan ekspor resmi.

Sejauh ini, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah daerah maupun instansi pusat terkait insiden tersebut. Namun polemik ini dikhawatirkan dapat mengganggu iklim ekspor-impor di kawasan perbatasan yang seharusnya menjadi jalur vital perdagangan antarnegara.

[]