Klaten, faktapers.id – Sebuah tonggak sejarah tengah ditorehkan oleh SMP Negeri 2 Karangdowo, Kabupaten Klaten. Memasuki usia emas ke-50, sekolah ini merayakan bukan sekadar ulang tahun tetapi merayakan perjalanan, pengabdian, dan masa depan pendidikan yang lebih bermakna.
Dalam peringatan HUT ke-50 tahun ini, sekolah menyuguhkan rangkaian kegiatan selama tiga hari berturut-turut, dimulai dari Rabu (17/7) hingga Sabtu (19/7). Setiap harinya menghadirkan warna berbeda: penuh makna, semangat, dan kebersamaan.
“Kami ingin ulang tahun ke-50 ini bukan hanya seremoni, tetapi menjadi momentum kebangkitan. Menjadi sekolah yang terus berinovasi, berakar pada iman, dan menjunjung tinggi budaya bangsa,” ujar Kepala SMPN 2 Karangdowo, Subroto, Jumat (18/7/2025).
Jalan Sehat dan Pawai Budaya: Parade Anak Negeri
Dimulai pada Rabu pagi, suasana berubah menjadi pesta warna-warni. Jalan sehat dan pawai budaya membuka rangkaian kegiatan dengan penuh semangat. Siswa, guru, dan warga sekolah mengenakan pakaian adat dari Sabang sampai Merauke menandai betapa keberagaman Indonesia hidup dalam jiwa para pelajar.
Tak sekadar melangkah bersama, kegiatan ini menjadi medium edukasi karakter. “Kami ingin siswa mengenal dan mencintai budayanya sendiri. Dari situ akan lahir rasa bangga dan tanggung jawab,” tambah Subroto.
Pengajian Akbar: Menyulam Iman di Usia Emas
Hari kedua, Kamis (18/7), nuansa religius mewarnai halaman sekolah. Ratusan siswa dan guru mengikuti pengajian akbar bertema “Meningkatkan Keimanan dan Kebersamaan di Usia Emas.” Acara ini menjadi refleksi spiritual bagi seluruh warga sekolah, sekaligus penguat misi utama pendidikan di SMPN 2 Karangdowo: beriman dan berakhlak mulia.
“Sekolah bukan hanya mencetak nilai akademik, tetapi juga karakter. Ini adalah warisan jangka panjang,” ungkap Subroto.
Sabtu Penuh Aksi: Dari Donor Darah hingga Pentas Seni
Sabtu (19/7), puncak perayaan digelar sejak pagi. Dimulai pukul 07.00, berbagai pertunjukan seni siswa tampil memukau. Mulai dari bela diri, karawitan, tari gambyong, hingga pertunjukan musik, semuanya menunjukkan bahwa pendidikan karakter juga lahir dari panggung seni.
Yang tak kalah mengesankan, Dharma Wanita Persatuan SMPN 2 Karangdowo memprakarsai kegiatan donor darah. Kolaborasi antara guru, orang tua, dan warga sekitar menjadi wujud kepedulian sosial yang nyata.
“Kami ingin anak-anak belajar tentang empati, bahwa memberi adalah bentuk tertinggi dari kemanusiaan,” jelas Subroto.
Puncak kegiatan juga dihadiri oleh para alumni lintas generasi, guru purnabakti, tokoh masyarakat, hingga perwakilan dari Dinas Sosial dan Forkopimcam. Semua hadir dalam satu semangat: merayakan pendidikan yang membumi, membangun, dan menyentuh hati.
Melangkah ke Depan dengan Semangat Baru
Peringatan setengah abad ini bukan hanya mengenang masa lalu. Lebih dari itu, SMPN 2 Karangdowo tengah menyiapkan lompatan ke masa depan sekolah yang religius, adaptif, dan berdaya saing. “Ini bukan akhir, melainkan awal dari babak baru yang lebih baik,” tutup Subroto penuh harap.
(Madi)