JawaSeni Budaya

Jejak Sejarah Menggema di Alun-alun, Klaten Rayakan 221 Tahun dengan Fragmen Penuh Makna

98
×

Jejak Sejarah Menggema di Alun-alun, Klaten Rayakan 221 Tahun dengan Fragmen Penuh Makna

Sebarkan artikel ini
Alun-Alun Klaten berubah menjadi panggung sejarah hidup saat Kabupaten Klaten memperingati Hari Jadi ke-221, Senin (28/7/2025).

Klaten, faktapers.id– Alun-Alun Klaten berubah menjadi panggung sejarah hidup saat Kabupaten Klaten memperingati Hari Jadi ke-221, Senin (28/7/2025). Dalam suasana yang khidmat dan sarat makna, perayaan tahun ini bukan sekadar seremoni rutin, tetapi menjadi ruang refleksi atas perjalanan panjang daerah yang kini terus tumbuh sebagai kabupaten berbudaya.

Puncak peringatan digelar melalui upacara sederhana namun penuh wibawa, dipimpin langsung oleh Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo. Sejumlah tokoh penting turut hadir, mulai dari Wakil Bupati, jajaran Forkopimda, Bupati senior, para pemimpin daerah se-Solo Raya dan Sleman, hingga pelajar dan warga yang menyaksikan dengan antusias.

Yang menjadi sorotan dalam peringatan kali ini adalah penampilan fragmen sejarah oleh para seniman dari Sanggar Omah Wayang Klaten. Mereka memukau hadirin dengan teatrikal yang menggambarkan perjalanan Klaten dari masa kerajaan, kolonialisme, hingga era modern. Pertunjukan ini bukan hanya estetis, tetapi juga menghidupkan kembali ingatan kolektif masyarakat akan jati diri Klaten yang tangguh dan penuh semangat juang.

Ketua DPRD Klaten, Edy Sasongko, turut memperdalam makna acara dengan pembacaan sejarah Kabupaten Klaten sebuah narasi yang menegaskan bahwa daerah ini dibangun dari warisan nilai, keringat rakyat, dan perjuangan tanpa henti.

Dalam sambutannya, Bupati Hamenang mengusung tema Hangesti Tejaning Jati, yang bermakna mengukuhkan sinar jati diri. “Melalui semangat ini, kami berharap Klaten bisa menjadi kabupaten yang menang secara sejati. Menang atas segala tantangan seperti kemiskinan, stunting, hingga persoalan sampah,” ungkapnya penuh harap.

Bagi Hamenang dan jajaran pemerintah, Hari Jadi ini bukan akhir, melainkan momentum konsolidasi semangat kolektif untuk menyelesaikan berbagai tantangan ke depan. “Kita tidak boleh lengah. Semangat gotong royong harus terus menjadi nyawa pembangunan Klaten,” tegasnya.

Perayaan Hari Jadi ke-221 ini membuktikan bahwa kesederhanaan bukan halangan untuk menghadirkan kemegahan makna. Sebaliknya, dalam balutan sejarah dan kebersamaan, Klaten menunjukkan jati dirinya kabupaten yang tak hanya besar oleh usia, tetapi juga oleh tekad dan warisan budayanya.

(Madi)