Jakarta, faktapers.id – Ancaman tindak kejahatan di Jakarta Barat dilaporkan kian meresahkan, dengan kasus pencurian yang melonjak drastis, terutama pada siang hari. Ironisnya, di tengah kondisi genting ini, masyarakat mengeluhkan absennya patroli kepolisian pada jam-jam rawan tersebut, memicu keresahan dan rasa tidak aman yang mendalam di kalangan warga.
Gelombang Kecemasan di Tengah Hari
Berbeda dengan stigma bahwa kejahatan hanya mengintai di kegelapan malam, para pelaku pencurian di Jakarta Barat kini berani beraksi terang-terangan di siang bolong. Berbagai modus operandi, mulai dari pencurian kendaraan bermotor (curanmor) di area parkir yang lengang, pembobolan rumah kosong saat penghuni bekerja, hingga penjambretan tas dan ponsel di jalanan ramai, menjadi ancaman nyata yang menghantui warga.
“Dulu kalau siang rasanya aman-aman saja, sekarang setiap keluar rumah pasti was-was. Tetangga saya baru saja kemalingan motor pas siang bolong, padahal ramai orang di sekitar,” tutur Rina (38), seorang ibu rumah tangga di kawasan Kebon Jeruk. “Maling sekarang tidak kenal waktu, mereka tahu kalau siang itu patroli polisi jarang sekali kelihatan.”
Para pemilik usaha kecil dan menengah (UKM) pun merasakan dampak serupa. Mereka khawatir meninggalkan toko sebentar atau saat jam istirahat. “Kami merasa sangat rentan. Kalau tidak ada polisi yang berpatroli, pencuri akan makin leluasa beraksi,” keluh Bambang (45), pemilik toko elektronik di Tamansari.
Pertanyaan Besar: Ke Mana Patroli Siang Hari?
Sorotan tajam tertuju pada strategi patroli kepolisian. Warga mempertanyakan mengapa kehadiran aparat keamanan seolah menghilang di siang hari, padahal jam-jam tersebut justru menjadi waktu emas bagi para pelaku kejahatan. Minimnya unit patroli yang terlihat berkeliling di permukiman padat penduduk, area komersial, maupun jalan-jalan protokol Jakarta Barat menjadi perhatian utama.
“Rasanya aneh, kalau malam sering terlihat mobil patroli melintas. Tapi kalau siang? Jarang sekali. Padahal, kejadian pencurian belakangan ini banyak yang di siang hari,” kata Agus (52), Ketua RT di wilayah Cengkareng. Ia menambahkan bahwa laporan ke pihak berwajib memang dilakukan, namun harapan akan pencegahan melalui patroli rutin belum terpenuhi.
Tuntutan Warga: Kehadiran Polisi untuk Rasa Aman
Merespons meningkatnya kerawanan ini, masyarakat Jakarta Barat mendesak Polres Metro Jakarta Barat dan jajarannya untuk segera mengevaluasi dan meningkatkan intensitas patroli siang hari. Kehadiran aparat kepolisian secara fisik di lapangan dianggap krusial untuk:
* Memberikan efek gentar bagi para calon pelaku kejahatan.
* Meningkatkan rasa aman dan ketenangan di tengah masyarakat.
* Mempercepat respons jika terjadi tindak kejahatan.
“Kami butuh polisi ada di jalan, bukan hanya di kantor. Kehadiran mereka itu penting sekali untuk menekan angka kejahatan dan membuat kami merasa aman kembali,” tegas Putri (29), seorang mahasiswi yang pernah menjadi korban penjambretan di kawasan Tomang.
Diharapkan, dengan adanya perhatian lebih terhadap isu ini, pihak kepolisian dapat segera mengambil langkah konkret demi mengembalikan rasa aman dan nyaman bagi seluruh warga Jakarta Barat.
(red)













