JawaPendidikan

Enam Dekade SMPN 1 Manisrenggo: Menumbuhkan Empati, Menyalakan Inovasi, Merawat Kemanusiaan

155
×

Enam Dekade SMPN 1 Manisrenggo: Menumbuhkan Empati, Menyalakan Inovasi, Merawat Kemanusiaan

Sebarkan artikel ini

Klaten, faktapers.id – Di tengah hiruk pikuk perayaan ulang tahun yang identik dengan seremoni mewah, SMP Negeri 1 Manisrenggo justru melangkah berbeda. Pada peringatan HUT ke-60 yang digelar Kamis (31/7), sekolah yang berdiri sejak 1965 ini memilih jalan sunyi yang sarat makna: berbagi, berempati, dan berinovasi.

Dengan mengusung tema “Menebar Manfaat, Menumbuhkan Empati”, seluruh civitas akademika dari siswa hingga guru bahu-membahu mengubah ulang tahun sekolah menjadi momentum membangun karakter dan kepedulian sosial.

“Di usia 60 tahun, kami ingin menegaskan bahwa sekolah bukan sekadar tempat belajar angka dan huruf, tapi juga ruang tumbuh menjadi manusia yang peka, peduli, dan bermanfaat,” ujar Kepala SMPN 1 Manisrenggo, Ana Dwiasih Fajari, diruang kerjanya, Jumat (1/8/2025).

Dari Sumbangan hingga Sentuhan

Alih-alih panggung megah atau pesta besar, peringatan ini diisi dengan aksi nyata. Siswa kelas 7 menyumbangkan mie instan, kelas 8 membawa gula pasir, dan kelas 9 menyumbangkan minyak goreng. Para guru melengkapi dengan menyumbang ketiganya. Total, 239 paket bantuan berhasil dikumpulkan dan disalurkan ke warga sekitar sekolah: RT, pedagang kaki lima, hingga instansi lokal.

“Kami ingin anak-anak belajar tentang memberi, tentang melihat orang lain, tentang bersyukur dan berbagi,” imbuh Ana.

Pembagian paket sembako ini dilakukan secara langsung oleh siswa dan guru, bukan hanya sebagai kegiatan sosial, tetapi sebagai proses pembelajaran yang hidup belajar empati melalui aksi nyata.

Panggung Ekspresi dan Makan Bersama

Peringatan juga diwarnai dengan makan bergizi bersama, serta pentas seni yang menyuguhkan talenta dan kreativitas siswa. Bagi Ketua Panitia, Eni Kurnia Sari, kegiatan ini bukan sekadar hiburan, melainkan ruang pembuktian bahwa setiap anak punya potensi yang layak dirayakan.

“Kami ingin anak-anak mencintai sekolahnya, bukan karena nilai, tapi karena mereka tumbuh di dalamnya. Mereka dilihat, didengar, dan diberi ruang untuk menjadi versi terbaik dari dirinya,” tutur Eni.

Inovasi yang Membumi

Tak hanya soal hati, SMPN 1 Manisrenggo juga menaruh perhatian pada masa depan lewat penguatan digitalisasi dan literasi teknologi. Sekolah kini tengah mengembangkan sistem deep learning, memperluas jam pelajaran coding, serta mulai mengenalkan kecerdasan buatan berbasis visual kepada para siswa.

“Kami ingin anak-anak tidak hanya cakap secara akademik, tapi juga siap menghadapi era digital dengan keterampilan dan pemikiran yang relevan,” ungkap Ana.

Langkah ini sejalan dengan visi pendidikan nasional yang tak lagi berpusat pada hafalan, melainkan pada pemahaman, kreativitas, dan adaptabilitas.

Pendidikan yang Memanusiakan

Apa yang dilakukan SMPN 1 Manisrenggo menjadi pengingat bahwa esensi pendidikan bukan hanya soal kurikulum dan ujian, tapi soal memanusiakan manusia. Menanamkan empati sejak dini adalah bagian dari membekali generasi masa depan untuk menghadapi dunia yang semakin kompleks.

HUT ke-60 ini bukan sekadar perayaan, tetapi pijakan ulang untuk menegaskan peran sekolah sebagai pusat pembentukan karakter dan inovasi.

“Sekolah harus menjadi tempat anak-anak merasa aman tumbuh, tempat mereka belajar peduli, berpikir kreatif, dan siap menghadapi dunia,” tutup Ana penuh harap.

Enam dekade berlalu, dan SMPN 1 Manisrenggo terus melangkah dengan hati, dengan visi, dan dengan keyakinan bahwa pendidikan sejati adalah yang menyalakan empati, merawat nurani, dan membentuk manusia seutuhnya.

(Madi)