Pameran “Terra Motion” Hadirkan Jejak Keramik Majapahit dan Karya Kontemporer

61
×

Pameran “Terra Motion” Hadirkan Jejak Keramik Majapahit dan Karya Kontemporer

Sebarkan artikel ini

Jakarta, faktapers.id – Museum Seni Rupa dan Keramik, Kawasan Kota Tua Jakarta, resmi membuka pameran bertajuk “Terra Motion: Routes Rites Roots”. Gelaran yang diprakarsai Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta ini berlangsung mulai 21 Agustus hingga 21 September 2025, sekaligus menjadi rangkaian peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia dan HUT ke-49 Museum Seni Rupa dan Keramik.

Dalam pameran ini, publik dapat menyaksikan sembilan koleksi keramik Majapahit yang dipadukan dengan karya kontemporer dari 11 seniman keramik asal berbagai daerah di Indonesia. Perpaduan tersebut menghadirkan dialog antara warisan budaya masa lalu dengan ekspresi seni masa kini.

Kepala Unit Pengelola Museum Seni, Sri Kusumawati, menyampaikan bahwa pameran ini menghadirkan kembali kekayaan keramik Majapahit melalui perspektif baru. “Museum berfungsi sebagai ruang temu antara sejarah dan kekinian. Warisan Majapahit kami tampilkan kembali dalam tafsir kontemporer,” ujarnya pada pembukaan, Rabu (20/8).

Selain pameran, pengunjung juga dapat mengikuti beragam workshop dan diskusi yang melibatkan seniman serta masyarakat luas. “Kami ingin mengajak masyarakat melihat keramik bukan hanya sebagai benda seni, melainkan saksi peradaban, simbol identitas, dan penghubung budaya yang terus hidup,” tambah Sri.

Direktur Sejarah dan Permuseuman Kementerian Kebudayaan RI, Agus Mulyana, yang turut hadir, menekankan peran museum dalam membangun kesadaran sejarah generasi muda. “Majapahit adalah bagian penting perjalanan bangsa. Pameran ini menjadi sarana edukasi sekaligus pengingat akan kejayaan budaya kita,” katanya.

Salah satu seniman peserta, Dona Prawita Arissuta dari ISI Yogyakarta, menjadikan koleksi keramik Majapahit sebagai inspirasi karyanya. “Saya membayangkan kehidupan spiritual masyarakat Majapahit yang harmonis. Semoga karya ini membuat publik semakin menghargai kekayaan budaya Indonesia,” ungkapnya.

(ibeng)