Ekonomi BisnisJawa

Desa Karangdukuh Tunjukkan Jalan Menuju Kemandirian Ekonomi Berbasis UMKM melalui Pasar Hewan

593
×

Desa Karangdukuh Tunjukkan Jalan Menuju Kemandirian Ekonomi Berbasis UMKM melalui Pasar Hewan

Sebarkan artikel ini

Klaten, faktapers.id – Suasana berbeda menyelimuti Desa Karangdukuh, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Ratusan warga dari berbagai dusun memadati area pasar hewan desa yang disulap menjadi pusat perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-80.

Bukan hanya sebagai peringatan seremonial, perayaan kali ini mengusung semangat baru menguatkan ekonomi desa melalui pemberdayaan UMKM dan optimalisasi potensi pasar rakyat.

Dengan tema “Menguatkan Ekonomi Desa Melalui UMKM”, pemerintah desa Karangdukuh bersama warga berinisiatif menjadikan momen HUT RI sebagai tonggak kebangkitan ekonomi lokal pasca pandemi dan tekanan ekonomi global, Minggu (31/8/2025).

Pasar hewan yang selama ini dikenal sebagai titik jual beli ternak, diperkenalkan kembali sebagai ruang interaksi sosial dan pusat ekonomi warga yang strategis.

“Selama ini pasar hewan hanya ramai pada hari tertentu. Kami melihat potensi yang lebih besar. Dengan memfasilitasi UMKM dan menjadikan pasar sebagai titik temu ekonomi warga, kami ingin Karangdukuh menjadi desa yang mandiri secara ekonomi,” ujar Ari Supriyanto, Kepala Desa Karangdukuh, kepada wartawan di sela acara.

Ari menyampaikan bahwa desa telah merancang sejumlah program berkelanjutan untuk mendorong tumbuhnya usaha mikro, kecil, dan menengah. Mulai dari pelatihan kewirausahaan, pendampingan usaha ternak dan hasil pertanian, hingga pembukaan akses pasar digital.

Menurutnya, desa tak boleh hanya menjadi penonton dalam arus ekonomi nasional, tapi harus menjadi pelaku utama dari pembangunan yang berkelanjutan.

Pasar Hewan Jadi Pusat Aktivitas Warga

Yang menarik, konsep perayaan ini tidak dilakukan di balai desa atau lapangan seperti biasanya. Pemerintah desa memilih Pasar Hewan Karangdukuh ini sebagai pusat kegiatan. Di tempat itulah warga biasa bertukar hasil ternak, bercengkerama, hingga bertransaksi secara langsung.

Hari itu, suasana pasar jauh berbeda. Deretan stan UMKM lokal memamerkan berbagai produk unggulan warga mulai dari olahan hasil pertanian, makanan ringan tradisional, kerajinan tangan, hingga jasa layanan pertanian.

Anak-anak terlihat antusias mengikuti lomba mewarnai dan permainan rakyat, sementara orang tua menikmati suguhan seni tradisional dan hiburan orgen tunggal yang menggema di seluruh area.

“Biasanya pasar ini sepi kalau bukan hari pasaran. Tapi hari ini luar biasa. Kami bisa jualan sambil hiburan, sambil silaturahmi,” ujar Sulastri (45), seorang pelaku UMKM yang menjajakan aneka kue basah di stan acara.

Seni, Budaya, dan Solidaritas Sosial

Tak hanya sisi ekonomi, kegiatan ini juga sarat dengan nilai kebudayaan dan solidaritas sosial. Pentas seni dari kelompok karang taruna dan emak-emak setempat memeriahkan panggung, menampilkan suara terbaiknya diiringi pertunjukan musik lokal. Semua tampil dengan penuh semangat, menjadi simbol bahwa semangat nasionalisme tetap hidup di akar rumput.

Di sela-sela acara, panitia juga membagikan doorprize untuk warga yang ikut aktif dalam kegiatan UMKM dan kesenian. Kehangatan dan kebersamaan terasa di setiap sudut. Tak ada sekat antara pemimpin desa dan warga semuanya menyatu dalam satu semangat merdeka dan berdaulat di tanah sendiri.

Kemandirian dari Desa

Kepala Desa Ari Supriyanto berharap momentum ini menjadi awal dari perubahan pola pikir masyarakat dalam membangun ekonomi lokal. Ia menekankan bahwa desa memiliki sumber daya yang melimpah, baik dari sisi manusia, alam, maupun sosial budaya. Tinggal bagaimana semua potensi itu dimobilisasi dengan perencanaan dan kolaborasi.

“Desa jangan terus bergantung pada kota. Kita bisa tumbuh dari bawah, dari akar. Asal ada kemauan, gotong royong, dan visi bersama, saya yakin Karangdukuh akan menjadi desa percontohan dalam pemberdayaan ekonomi lokal,” tutup Ari.

Dengan semangat kemerdekaan yang terus menyala, Karangdukuh menunjukkan bahwa membangun Indonesia tak harus dimulai dari gedung-gedung tinggi di ibu kota, melainkan dari pasar rakyat, dari UMKM, dari desa yang hidup dan berdaya.

(Reporter : Ani Sumadi)