Jakarta, faktapers.id Dansat Brimob Polda Papua, Kombes Pol John Sitanggang, mengunjungi dua korban kerusuhan di Kabupaten Yalimo yang tengah dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Papua. Keduanya adalah kakak beradik, AD (9) dan AM (8).
Dalam kunjungannya, Kombes Pol John Sitanggang membawa mainan untuk menghibur kedua anak tersebut. Ia juga menyempatkan diri untuk berinteraksi dengan AD, AM, dan ibu mereka. Kunjungan ini sekaligus menjadi momen untuk mendengarkan langsung kesaksian AD, seorang bocah berusia 9 tahun yang menunjukkan keberanian luar biasa saat menyelamatkan adiknya.
Kisah AD yang Penuh Perjuangan
Peristiwa kerusuhan di Yalimo menjadi pengalaman traumatis bagi AD. Meski terluka parah dengan sabetan senjata tajam di tangan dan kakinya, ia tidak memikirkan dirinya sendiri. Sebaliknya, fokusnya hanya pada adik dan ayahnya yang hilang dalam kerusuhan.
AD berhasil menyelamatkan adiknya yang ditemukan dalam keadaan pingsan, sementara ayahnya ditemukan sudah tidak bernyawa. Ia mengenang kembali detik-detik mengerikan saat peristiwa itu terjadi. Awalnya, AD sedang berada di sekolah ketika ia dan siswa lain diminta berkumpul di depan untuk menyaksikan rumah-rumah yang terbakar. Guru-guru menyuruh mereka pulang, dan AD memilih untuk pergi ke rumah temannya bersama ayahnya.
Ayah AD kemudian pergi ke pos polisi, namun kerumunan orang tak dikenal mulai mendekat. Ayah dan anak itu melarikan diri ke Kobakma. Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan ke Jayapura. Sayangnya, niat tersebut urung terlaksana karena ayah AD memilih untuk membantu orang-orang di sebuah perusahaan. Di tempat itu, ia sempat menghubungi ibu AD.
Tak lama setelah panggilan telepon selesai, kerumunan orang kembali muncul. Ayah AD berupaya melarikan diri, namun mobilnya diincar. Di tengah pengejaran, sang ayah memohon ampun sambil berteriak, “Ada anak-anak di dalam mobil!” Sayangnya, permohonan itu tidak digubris. Ayah AD ditembak dengan panah dan dikejar menggunakan parang hingga akhirnya tewas.
AD sendiri terluka saat kejadian. Namun, ia berhasil melarikan diri dengan menggigit salah satu tangan penyerang. Setelah sempat pingsan, ia mencari adiknya. Ia menemukan AM dalam keadaan tidak sadarkan diri. Dengan sisa tenaga, AD menggendong adiknya menjauh, lalu menyembunyikannya di semak-semak. Ia kemudian mencari pertolongan ke rumah warga.
“Aku bawa adekku jauh, aku kasih sembunyi adekku di semak-semak. Sempat ku gendong, tapi aku tidak kuat kakiku luka, jadi ku pikul,” tutur AD. Ia berhasil menemukan sebuah rumah dan meminta tolong, “Tolong adekku dulu, Om, dia luka banyak.”
Pangdam XVII/Cenderawasih dan Kadispenad Pastikan Situasi Kondusif
Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad), Brigadir Jenderal TNI Wahyu Yudhayana, memastikan bahwa situasi di Kabupaten Yalimo sudah kembali kondusif. Keributan yang terjadi dipicu oleh perselisihan antarpelajar yang kemudian berkembang karena kurangnya komunikasi.
”Permasalahan awalnya bukan suatu hal yang besar, hanya perselisihan di antara siswa sekolah. Namun, karena komunikasi penyelesaiannya kurang tuntas, persoalan itu berkembang lebih luas. Saat ini situasi sudah kondusif,” kata Wahyu saat menghadiri acara TNI Fair 2025 di Monumen Nasional, Jakarta, pada Sabtu (20/9/2025).
Wahyu menyebut, sejumlah prajurit TNI AD yang terluka dalam insiden itu kini sudah membaik. Ia menekankan pentingnya peran tokoh masyarakat dan tokoh agama dalam meredam potensi konflik. Wahyu juga menegaskan bahwa TNI bertugas membantu pengamanan hanya atas permintaan kepolisian dan pemerintah daerah, sesuai dengan aturan operasi militer selain perang.
Selain membahas situasi keamanan, Wahyu turut menyinggung alutsista terbaru TNI AD, seperti tank harimau hasil kerja sama dengan Turki yang kini diproduksi di dalam negeri. Ia juga menyebut roket Khan PDM-600 sedang dalam proses di Kalimantan Timur dan belum bisa ditampilkan di acara tersebut.
(Editor:igo)