Jakarta, faktapers.id — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama pemerintah pusat menegaskan komitmen besar untuk mengembalikan kejayaan kawasan Kota Tua di Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat. Revitalisasi kawasan bersejarah ini akan dilakukan melalui konsep Transit Oriented Development (TOD), yang menekankan integrasi transportasi dan ruang publik berkelanjutan.
Komitmen tersebut ditegaskan saat Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, mendampingi Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus CEO Danantara, Rosan Roeslani, meninjau langsung kawasan Kota Tua pada Sabtu (18/10) sore. Turut hadir Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan, serta jajaran pejabat Pemprov DKI, termasuk Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Pramono Anung menegaskan bahwa revitalisasi Kota Tua tidak akan dilakukan secara instan, melainkan melalui tahapan yang matang dan terencana.
“Kita ingin membenahi Kota Tua secara menyeluruh. Ini tidak bisa bim salabim, tetapi harus dilakukan dengan perencanaan yang terstruktur, kolaboratif, dan berkelanjutan,” ujar Pramono.
Sebagai langkah konkret, Pemprov DKI bersama pemerintah pusat sepakat membentuk Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Revitalisasi Kota Tua. Tim lintas lembaga ini akan melibatkan unsur pemerintah pusat, Pemprov DKI, BUMN, BUMD, hingga sektor swasta.
“Task force ini akan mengatur secara rinci peran, tanggung jawab, dan pembiayaan setiap pihak. Pemerintah daerah, pusat, dan swasta akan punya porsi masing-masing,” jelasnya.
Pada tahap awal, Pemprov DKI Jakarta akan fokus membenahi infrastruktur dasar di kawasan Kota Tua mulai tahun 2026, mencakup peningkatan kualitas jalan, perbaikan sungai, hingga penataan jalur pedestrian.
Pramono menargetkan pembenahan menyeluruh kawasan ini rampung sebelum perayaan 500 tahun Kota Jakarta pada 2027, sekaligus bersamaan dengan penyelesaian jalur MRT yang terhubung hingga Kota Tua pada 2029.
“Tahun 2027 menjadi momentum besar, dan pada 2029, MRT sudah sampai ke kawasan ini. Kami ingin Kota Tua menjadi wajah baru Jakarta di mata dunia,” tegasnya.
Lebih jauh, ia berharap Kota Tua dapat menjadi hub budaya dan pariwisata internasional, menarik wisatawan dari berbagai negara.
“Kami ingin Kota Tua menjadi magnet baru, tempat yang hidup siang dan malam, yang mampu menarik turis dari Eropa, Asia, Jepang, hingga Tiongkok,” tambahnya.
Sementara itu, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani menyatakan bahwa pemerintah pusat siap memberikan dukungan penuh, terutama dalam tahap awal yang menyasar gedung-gedung milik BUMN di kawasan tersebut.
“Kami akan mulai dari bangunan-bangunan milik BUMN seperti Mandiri, PT Pos Indonesia, dan PT KAI. Semua akan direnovasi dengan tetap mempertahankan karakter heritage-nya,” jelas Rosan.
Melalui langkah kolaboratif ini, pemerintah optimistis Kota Tua bukan hanya akan menjadi simbol sejarah Jakarta, tetapi juga ikon modern yang menghubungkan masa lalu, kini, dan masa depan ibu kota. kornel













