JawaTranportasi

KA Bangunkarta Tabrak Minibus dan Dua Motor di Perbatasan Klaten–Sleman 3 Tewas, Misteri Palang Pintu Masih Diselidiki

58
×

KA Bangunkarta Tabrak Minibus dan Dua Motor di Perbatasan Klaten–Sleman 3 Tewas, Misteri Palang Pintu Masih Diselidiki

Sebarkan artikel ini

Klaten, faktapers.id – Kecelakaan maut kembali terjadi di perlintasan sebidang, kali ini melibatkan Kereta Api 161 Bangunkarta relasi Jombang–Pasar Senen yang menabrak sebuah minibus dan dua sepeda motor di wilayah perbatasan Klaten (Jawa Tengah) dan Sleman (DIY) pada Selasa (4/11/2025) sekitar pukul 10.35 WIB.

Peristiwa tragis ini terjadi di perlintasan resmi berpalang pintu, namun hingga kini belum ada keterangan pasti apakah palang pintu dalam posisi terbuka atau tertutup saat kejadian berlangsung. Benturan keras membuat minibus dan dua motor terseret beberapa meter, menimbulkan kepanikan warga sekitar yang langsung berhamburan memberi pertolongan.

Akibat kecelakaan tersebut, tiga orang dilaporkan meninggal dunia di lokasi, sementara empat lainnya mengalami luka-luka dan telah dilarikan ke RS Bhayangkara Sleman untuk mendapat perawatan intensif. Identitas para korban masih dalam pendataan pihak berwenang.

Pihak KAI Daop 6 Yogyakarta melalui Manager Humas, Feni Novida Saragih, membenarkan adanya insiden tersebut. Ia menyampaikan rasa duka mendalam kepada keluarga korban dan menegaskan bahwa seluruh awak serta penumpang KA Bangunkarta dalam kondisi selamat dan dapat melanjutkan perjalanan menuju Jakarta setelah proses evakuasi selesai.

“Kami sangat menyayangkan peristiwa kecelakaan di perlintasan tersebut. Kami turut berduka cita kepada keluarga korban yang meninggal dunia. Seluruh awak dan penumpang KA 161 Bangunkarta dalam kondisi aman dan perjalanan telah dilanjutkan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Feni menambahkan bahwa pihak KAI masih menunggu hasil penyelidikan dari Kepolisian untuk memastikan penyebab pasti kecelakaan, termasuk soal dugaan pelanggaran prosedur di perlintasan resmi tersebut.

“KAI Daop 6 akan mendampingi seluruh proses penyelidikan dan memberikan bantuan yang diperlukan. Kami terus mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada dan mematuhi aturan di perlintasan sebidang. Satu kelalaian kecil bisa berakibat fatal,” pungkasnya.

Kecelakaan di perlintasan sebidang memang masih menjadi “momok” di jalur kereta api Indonesia. Meski sudah dilengkapi palang pintu dan rambu peringatan, masih banyak pengguna jalan yang nekat menerobos saat kereta hendak melintas. Tragedi di Klaten–Sleman kali ini menjadi pengingat keras bahwa disiplin dan kewaspadaan di perlintasan rel bukan sekadar aturan melainkan soal hidup dan mati.

(Reporter : Ani Sumadi)