Headline

Diklat Interpretasi Wisata Alam Diikuti 2 Peserta dari Timor Leste

1624
×

Diklat Interpretasi Wisata Alam Diikuti 2 Peserta dari Timor Leste

Sebarkan artikel ini

Makassar, faktapers.id – Keanekaragaman hayati Indonesia berupa sumber daya alam sangat melimpah, baik di darat, udara maupun di perairan.

Semua potensi tersebut mempunyai peranan yang sangat penting bagi pengembagan kepariwisataan termasuk wisata alam. Wisata alam merupakan salah satu bentuk wisata yang mampu memberikan variasi keuntungan yang tinggi bagi kelestarian alam, masyarakat, pendidikan, dan ekonomi lokal serta nasional.

Dampak yang umum pada wisata juga mampu muncul pada pengembangan wisata alam seperti menambah sumber penghasilan dan devisa negara, menyediakan kesempatan kerja dan usaha, mendorong pengembangan usaha-usaha baru.

Wisata alam juga mampu meningkatakan segmen pasar wisata, sehingga mampu meluncurkan variasi wisata yang baru dengan nilai ekonomi yang lebih tinggi.

Pengembangan wisata alam yang dikelola dengan kaidah-kaidah alami akan medorong terciptanya lingkungan yang lestari. Selanjutnya dengan kegiatan interpretasi akan mendorong penyebaran pemahaman lingkungan dan konservasi secara baik kepada pengunjung dan masyarakat luas pada umumnya.

Interpretasi wisata alam menjadi ujung tombak kekhasan wisata alam, maka penting untuk disebarluaskan pemahamannya melalui pelaksanaan diklat Interpretasi Wisata Alam.

Kegiatan diklat ini difokuskan pada peningkatan kemampuan dan keterampilan para pengelola wisata alam dan usaha penyediaan jasa wisata alam yang melakukan perencanaan interpretasi dan atau interpreter terkait materi, sarana interpretasi wisata alam, perencanaan interpretasi dan teknik interpreter wisata alam.

Diharapkan para peserta setelah mengikuti diklat ini, mampu menyusun program interpretasi serta merencanakan implementasi dan evaluasi interpretasi wisata alam berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Pelatihan ini bertajuk “intepretasi wisata alam. “Pengambilan nama Intepretasi wisata alam, suatu bentuk komunikasi untuk menyampaikan atau menjelaskan karskterisk objek wisata terhadap pengunjung,” kata utusan dari SMKN Makassar, Muh. Ilyas.

Diklat ini diikuti seluruhnya 30 orang dari Taman Nasional Sulawesi Maluku dan Papua, BKSDA, Dinas Kehutanan, SMKN, Dinas LH Kabupaten, dan BDLHK Makassar.

Menariknya pelatihan ini dihadiri dua orang peserta dari negara tetangga, yaitu Pedro Pinto, S.Hut dan Juliao de Araujo, S. Hut utusan Dirjen Kehutanan, Kopi, dan Tanaman Industri Timor Leste.

“Peserta Intepretasi Wisata Alam megindentifikasi wisata baik budaya maupun alam,” ujar Najamuddin Widyaiswara.

“Kemudian diharapkan mampu menjelaskan potensi wisata setempat disesuaikan dengan karakteristik pengunjung,” sambung dia.

Guna mengasah kemampuan peserta mengenai wisata alam, Balai Pendidikan dan Pelatihan Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengadakan pelatihan selama 9 (sembilan) hari terhitung mulai tanggal 12 hingga 20 Juni 2019.

Praktek intepretasi wisata alam di Hutan Pendidikan dan Pelatihan Tabo-Tabo menutup rangkaian diklat. Hamzan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *