Macet Jakarta Disebut Turun 8 Persen, Ini Alasannya

1315
×

Macet Jakarta Disebut Turun 8 Persen, Ini Alasannya

Sebarkan artikel ini

Jakarta, faktapers.id – Lembaga pemantau kemacetan dari Belanda, Tomtom, menyebut bahwa kemacetan di wilayah Ibu Kota DKI Jakarta turun 8% pada 2018 dibanding tahun sebelumnya. Berdasarkan data lembaga itu, Jakarta menjadi kota dengan kondisi paling macet nomor 7 di dunia.

Menyikapi hal tersebut, Pengamat Tata Kota, Nirwono Joga mengatakan, penurunan angka itu tak bisa dikatakan seluruhnya akibat dari warga yang beralih dari transportasi pribadi ke transportasi publik.

Nirwono mengatakan selama beberapa tahun terakhir, kemacetan di jalan-jalan utama Jakarta yang berimbas ke wilayah sekitar imbas dari proyek-proyek infrastruktur. Namun, setelah proyek-proyek itu selesai dan mulai digunakan hampir berbarengan imbasnya beralih ke lalu lintas.

“Faktor utama berkurangnya kemacetan lalin adalah telah rampungnya sebagian besar proyek infrastruktur seperti Moda Raya Terpadu (MRT) dan Lintas Raya Terpadu (LRT),” ujar Nirwono seperti dikutip dari CNNIndonesia.com, Senin (17/6/19).

Selain pembangunan transportasi massal, sejumlah pembangunan infrastuktur yang sudah selesai dan telah digunakan seperti proyek untuk menunjang gelaran Asian Games 2018, jalan tol, jalan layang, jalan bawah tanah (underpass), dan penataan trotoar. Proyek itu semua diketahui sempat membuat Jakarta macet setidaknya dua tahun terakhir.

“Penataan trotoar Sudirman-Thamrin, dan persiapan Asian Games 2018. Bukan karena orang beralih ke transportasi massal ya,” ujar Nirwono.

Sebaliknya, Nirwono mengkritik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait transportasi. Menurut dia dua tahun terakhir tidak ada kebijakan Pemprov DKI yang signifikan untuk menekan angka kemacetan.

Hal yang terjadi, sambungnya, malah DKI membuka kemungkinan berpindahnya masyarakat ke transportasi umum dengan membuka keran sepeda motor melewati jalan Sudirman-Thamrin.

Menurut Nirwono, kebijakan tersebut merangsang masyarakat menggunakan kendaraan pribadi ke arah pusat Jakarta.

“Pencabutan pembatasan motor melintas Jalan Thamrin justru kontradiktif dengan mengajak orang beralih ke transportasi massal maupun mengurangi kemacetan lalin di pusat kota,” ucap dia. fp01

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *