Makassar, faktapers.id – Diskusi Online memasuki episode ke 5, salah satu wadah untuk melewati hari-hari di rumah mengikuti protokol penanganan coronavirus, guna mengatasi kesuntukan #DirumahAja.
Diskusi online bersama Rumah Produktif Indonesia ini masih digagas oleh orang-orang muda kreatif, inovatif. Tema diskusi ke 5 adalah,”Epidemiologi Sosial Coronavirus: Apa yang Harus Pemerintah dan Masyarakat Indonesia Lakukan?”
Bersama Dokter Dr. Mohammad Iskandar, seorang dokter di RSI Jakarta yang juga lulusan doktor dari Unpad, Bandung.
Kali ini, Yanuardi Syukur Founder Rumah Produktif Indonesia bertindak sebagai host. Minggu, 5 April 2020. Pukul 16.00-17.30 WIB.
Dalam paparannya Dokter Dr. Mohammad Iskandar, mengatakan Epidemiologi adalah cabang ilmu kedokteran dan kesehatan yang mempelajari tumbuh kembang serta perjalanan penyakit.
Sedangkan sosial bermakna pertemanan, persahabatan antar manusia sehingga menghasilkan interaksi mutualisme yang berdampak pada perbaikan kualitas kehidupan manusia.
Dr. Iskandar menceritakan pengalamannya, sejak 17 tahun yang lalu ketika saya baru lulus sarjana kedokteran FK Yarsi tahun 2003, kala itu memasuki fase kepaniteraan di RS Pusat Angkatan darat sebagai co-ass atau dokter muda belia yang kaya akan teori tapi miskin pengalaman.
Kemudian diulas juga di tahun 2003 adalah awal Indonesia menghadapi infeksi flu yang ditularkan melalui tubuh unggas yang di kenal dengan H5NI atau flu burung.
“Saat itu hampir kebanyakan unggas dimusnahkan demi eksistensi manusia di muka bumi. Dengan mengenakan pakaian astronot atau hazzzard ikut dalam penanganan flu burung ini,” kata Dr. Iskandar.
Ia melanjutkan pengalamannya, kini di tahun 2020 yang diawali dengan hujan lebat dihampir seluruh wilayah nusantara diikuti dengan kasus jiwasraya tiba-tiba hening, ketika tanggal 2 Maret 2020 lalu kita kedatangan isu pasien corona yang kontak karena menari dengan orang jepang. “Hingga hari ini sudah 198 orang meregang nyawa akibat virus ini,” tambahnya.
Dilanjutkan Dokter Iskandar, untuk menghadapi musuh maka kita harus memahami siapa musuh kita ini. Lazimnya virus corona hanya menyebabkan influenza like illness atau common cold yang sering disebut PILEK BIASA.
Namun, corona versi tahun 2019 ini berbeda dari versi biasanya, kata kuncinya adalah mutasi gen. Yakni modifikasi Protein Adenin, Guanin, Cytisin dan Thimin pada rangkaiannya.
“Sejak Human Genom Project dituntaskan pada tahun 2007 lalu, kita berhasil menyusun ulang DNA manusia yang membawa kita pada teknologi rekayasa genetika. Yang memungkinkan kira bisa memilih bibit unggul calon jabang bayi kita. Hal ini pula yang memungkin manusia memodifikasi jasad renik tingkat RNA seperti covid19. Adalah hal yang sembrono dan tidak bertanggung jawab jika kita menuduh covid19 buatan manusia. Akan tetapi hal tersebut tidak mustahil dilakukan. Contoh vaksin campak berhasil kita modif sehingga tidak berbahaya dan dapat disuntikkan melalui imunisasi anak-anak,” bebernya.
Jelas Dokter Dr. Muhammad Iskandar, jika kita sering menyaksikan sci-fi seperti Godzilla, X men, Jurrasic park ,
Maka holliwood sebenarnya telah membuat kita siap jika peristiwa rekayasa mutasi gen ini hadir di hadapan kita. Setelahnya bersemayam di paru-paru.
“Tenaga medis di indonesia adalah korban dengan tingkat kematian tertinggi di dunia karena kurangnya APD,” sambung dokter Iskandar.
Mengakhiri diskusi online season ke-5 ini, Dokter Dr. Mohammad Iskandar, menyinggung, benefit karena hadirnya penyakit mematikan ini antara lain bumi berhasil tidur sejenak dari tingkah dan polah manusia.(anchank)