Gowa, faktapers.id – Rumah Koran yang selama ini sebagai komunitas yang konsen melakukan gerakan Literasi, mengajak petani untuk gemar membaca menuju petani Online dan Literasi. Kini di masa covid-19 mencoba membaca kebutuhan lingkungan social atau kondisi masyarakat yang terdampak covid-19.
Petani Berbagi sayur dan Polri Menjemput adalah upaya berbagi sayur segar hasil budidaya di Kampung Sayur yang berada di dataran tinggi Kabupaten Gowa di Kecamatan Tombolo Pao dan Tinggimoncong.
Di Tempat ini banyak pedagang sayur membutuhkan koran bekas untuk dijadikan pembungkus sayuran yang akan dipasarkan keluar Sulsel, dengan tujuan agar sayuran tersebut bisa bertahan hingga sampai tujuan.
Pedagang – pedagang sayur ini awalnya membeli sayur dari petani dan Rumah Koran sebagai komunitas menawarkan untuk ditukar atau barter dengan koran bekas.
Petani berbagi sayur sebagai bukti bahwa ditengah covid-19 yang melanda dunia dan Indonesia masih mampu hadir untuk berbagi hasil buminya. Petani berbagi sayur merupakan bentuk solidaritas, dan merupakan panggillan hati untuk bersama-sama berbuat kebaikan yaitu melalui berbagi sayuran segar.
Koran Bekas ini juga berasal dari sumbangan banyak sumber. Rumah Koran berfungsi sebagai fasilitator yang menerima sumbangan koran bekas dan menukarnya dengan sayur. Rumah Koran membuka sumbangan koran bekas kepada masyarakat Kota Makassar dan sumbangan koran bekas tersebut di bawa ke Kampung Sayur untuk ditukar dengan sayur.
Selanjutnya, koran tersebut di tukar dengan sayur, dan hasil barter koran dengan sayur ini juga akan kembali disumbangkan ke dapur umum Polri dan Desa yang terisolasi.
Program ini di dukung oleh Polri, dalam hal ini Kesatuan Brimob Polda Sulsel, yaitu petani memberi sebagai pemberi dan Polri sebagai penjemput, yang nantinya akan di bawa ke dapur umum dan diantarkan ke desa-desa yang terisolasi dan ke dapur-dapur umum Polres dan dapur umum Satuan Brimob.
Setelah sayur-sayur tersebut sampai di dapur umum kemudian di olah menjadi nasi dus dan kembali dibagikan kepada warga kota yang terdampak covid-19.
Kegiatan ini Alhamdulillah mendapatkan dukungan dan respon positif baik dari donatur koran bekas, para petani dan pedagang sayur sebagai penyumbang sayur yang bersedia menukar sayur mereka dengan koran bekas.
Rumah Koran menjadi posko atau titik pengumpulan sumbangan sayur terus berupaya memberikan edukasi dan terus mengajak para petani untuk bersedekah sayuran, sehingga kegiatan sedekah sayur bisa berkelanjutan dan mampu menyasar daerah-daerah yang membutuhkan sayur-mayur.
Sedekah sayur yang telah berhasil terkumpul, telah mampu menyumplay beberapa dapur umum, yaitu dapur umum Satuan Brimob Polda Sulawesi Selatan, dapur umum Polres Gowa, dapur umum Polres Palopo, Posko Induk Covid-19 Polres Takalar dan Polsek Sinjai yang didistribusikan ke desa yang terisolasi di Kecamatan Sinjai Barat.
Kegiatan ini dimulai awal Mei 2020 dan melalui kegiatan petani berbagi sayur, para petani dan pedagang sayur juga merasa senang karena mampu menyalurkan sedekah mereka di tengah covid-19.
Eni mewakili Petani dan Pedagang mengatakan bahwa semoga dengan adanya kegiatan seperti ini petani dan pedagang mampu membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan dan covid-19 segera berlalu. Sayur di barter dengan koran bekas adalah cara melakukan komunikasi dan menjadi sumber informasi bahwa akan dikumpulkan donasi atau bantuan sayur di hari yang telah ditentukan oleh Rumah Koran, petani dan para pedagang sayur.
Dirinya juga merasa senang karena bisa berkontribusi di masa-masa sulit, dalam melawan Covid-19 melalui sedekah sayur.
Jamaluddin Dg Abu sebagai Koordinator dalam kegiatan menukar sayur dengan koran bekas mengatakan, bahwa koran bekas di tukar sayur ketika berbicara nilai materi, tidak sebanding dengan harga koran bekas dengan sayur, tetapi para pedagang bukan menilai dari harga korannya tetapi nilai partisipasinya dalam membantu dapur-dapur umum dalam segi kebutuhan sayur mayur di dapur umum Polri.
Sayur di barter koran bekas adalah upaya patungan dalam melawan Covid-19 yang memperlihatkan kepedulian terhadap sesama.
Kalau para pedagang menilai kegiatan ini dari segi harga koran bekas, tentu mereka tidak akan mau tetapi disini, mereka menilainya sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap sesama.
Jamaluddin Dg Abu menambahkan bahwa menukar koran bekas dengan sayur adalah jalan untuk melakukan komunikasi dengan para pedagang sehingga terjadilah kesepakatan menukar koran dengan sayur. Sehingga yang awalnya tidak mengetahui bahwa ada program, berbagi sayur di bulan Ramadhan mereka bisa mengetahui, akhirnya mereka menyumbangkan sayur mereka puluhan kantong.
“Inilah tujuan lahirnya sayur di tukar dengan koran bekas,” ujar Jamaluddin Dg Abu. kartia