Bali, faktapers.id – Salah satu Proyek Prestisius, yaitu Proyek Pembangunan Prasarana Pengendalian Banjir Tukad Mati Tengah, proyek multi years yang dikerjakan oleh salah satu BUMN, diharapkan akan mampu menangulangi banjir di kawasan Legian.
Proyek yang dikerjakan selama dua tahun sejak Desember 2017 dinyatakan telah rampung akhir Desember 2019 dan sudah PHO dari pihak pelaksana ke Balai Wilayah Sungai Bali – Penida (BWS Bali – Penida), selaku pemberi pekerjaan.
“Banjir yang sering terjadi dikawasan Legian kita harapkan tidak akan terjadi lagi, apalagi Legian daerah wisata, semoga proyek pengendalian banjir mampu mengatasi banjir yang kerap terjadi di saat musim hujan, dan itu sudah sesuai dengan perencanaan kita dan kini dalam masa pemeliharaan hingga akhir tahun ini,” jelas Kasatker Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali – Penida, Made Deni Satya Wijaya, Jumat (29/5/2020).
Deni juga menjelaskan, selama masa pemeliharaan dan perawatan oleh pihak kontraktor, pihaknya juga telah melakukan berbagai kegiatan perbaikan dan penataan dalam upaya mendukung penyempurnaan kawasan tersebut. Sebab sesuai rencana di kawasan Tukad Mati akan dikembangkan sebagai objek wisata baru. “Lokasinya sangat strategis sehingga sangat cocok untuk mendukung pariwisata,” jelasnya.
Oleh Karena itu, di kawasan tepi Tukad Mati dilakukanlah penataan dengan rencana penanaman pohon di kawasan tersebut. “Sudah disepakati untuk menanam pohon tabebuya, kenapa pemilihan pohon tersebut agar tidak sampai merusak senderan” jelasnya.
Pihaknya fokus pada pengerjaan tanggul (parapet). Diakui Deni dalam pengerjaaan dan penataan kawasan Tukad Mati itu memang ada pohon yang juga ikut dirapikan, dan itu juga sudah melalui sosialisasi panjang ke pihak – pihak terkait, termasuk LPM dan Lurah dan Pemkab Badung. Deni juga berharap, kegiatan ini bisa memberi manfaat bagi masyarakat dan lingkungan, terutama masalah banjir yang sering terjadi disaat musim hujan.
Proyek penataan alur Tukad Mati Legian yang merupakan kolaborasi antara Pemkab Badung (DLHK -red) dengan BWS Bali – Penida sempat dipertanyakan oleh sejumlah warga. Pasalnya, taman pendukung kawasan itu sebagaimana ada dalam gambar belum terealisasi.
Menurut Deni, Pihaknya hanya bertugas menata kawasan sungai dan dinding sungai, sedangkan Pemkab Badung melalui SKPD nya, yaitu DKLH menata pertamanan seperti yang diwacanakan menjadi Taman Giri Tabebuya. Meski proyek penataan sungai sudah rampung, pihaknya akan selalu terus berkoordinasi dengan pihak terkait agar penataan sungai ini berjalan sesuai sesuai rencana.
Sebelumnya Ketua LPM Legian, Puspa Negara mengatakan pada 1 Juni 2020, direncanakan akan mulai dibuka destinasi baru di Kabupaten Badung dimana alur Tukad Mati ini akan dijadikan taman interaktif di era new normal. Karena itu mantan Anggota DPRD Badung dua periode ini berharap proyek penataan dengan tamannya bisa segera rampung. Ans