Headline

PHRI Buleleng Dukung Penerapan New Normal di Tengah Corona Demi Pulihkan Pariwisata-Budaya

749
×

PHRI Buleleng Dukung Penerapan New Normal di Tengah Corona Demi Pulihkan Pariwisata-Budaya

Sebarkan artikel ini

Bali, faktapers.id – Pemerintah Pusat mulai menerapkan tananan kehidupan baru (new normal) pada 5 Juni 2020 mendatang. Masyarakat yang selama ini berdiam di rumah akan sedikit berbangga hati dan bisa kembali beraktivitas seperti biasa.

Bali adalah salah satu provinsi yang ditunjuk Pemerintah Pusat untuk melaksanakan new normal agar membuka bisnis pariwisata-budaya.

PHRI Buleleng yang dimotori Dewa Ketut Suardipa sangat menyambut baik kebijakan dan arahan Pemerintah Pusat tersebut. Akan tetapi, tak lepas campur tangan Pemerintah Kabupaten dan Provinsi untuk merubah di tengah pandemi Covid-19. Ada beberapa catatan penting  yang mana tidak terlepas dari protokol kesehatan.

“Kami pelaku pariwisata sudah siap ketika pariwisata ini mulai beroperasi. Namun yang sulit mengembalikan kepercayaan wisatawan/tamu ke Bali terutama keamanan, keselamatan, dan kesehatan mereka ketika berwisata di Bali. Ini yang harus menjadi perhatian khusus pemerintah dan GTPP Covid-19 di daerah,” kata Dewa Putu Suardipa didampingi Sekertaris PHRI Buleleng.

Suardipa yang telah lama menjadi penggerak PHRI saat ditemui faktapers.id, Senin (1/6) pukul 11.00 WITA di Rumah Makan Ranggon Sunset menyebut, pemberlakuan new normal  harus betul-betul harus disiapkan sebuah SOP.

Nantinya diharapkan Pemerintah Daerah sampai ke tingkat desa dapat bersinergi dengan baik. Mulai dari destinasi wisata, tempat makan, transportasi hingga biro perjalanan pariwisata ke daerah tujuanya.

“Ada kekhawatiran ketika wisatawan  datang ke Buleleng. Ketika mereka ke hotel kemudian berkunjung ke destinasi wisata lainnya. Karena mereka tidak mungkin hanya stay di hotel saja. Saat  menuju obyek wisata, di situ terjadi penolakan atau penyekatan dari Pemerintah Desa. Sehingga perlu adanya aturan yang mengatur agar mereka dapat diterima berkunjung,” ujar Dewa Suardipa.

Pihaknya mengakui sampai saat ini beberapa hotel dan restoran dan penginapan yang ada di Buleleng sudah memulai berbenah kendati masih ada beberapa yang tutup karena faktor karyawan. Dan juga ada beberapa akomodasi pariwisata yang belum berani membuka dengan alasan masih tingginya penularan Covid-19.

Sisi lain, berdasarkan pantauan faktapers.id beberapa hari ini wisatawan telah mulai berdatangan ke Buleleng namun kondisi angka Covid-19 di Indonesia masih menghantui, sehingga belum ada yang berani booking penginapan.

“Kami berharap new normal tidak sebatas gaung saja. Tapi benar dijalankan sesuai protap kesehatan,” pungkasnya

Sementara itu, pelaku wisata Desa Sidatapa, Wayan Ariawan merupakan desa yang sering kali dikunjungi wisatawan mancanegara untuk melihat tradisi budaya/kesenian adat yang dimiliki. Desa tua itu masih enggan warganya menerima kunjungan WNA, pasalnya masih terbilang trauma atas mewabahnya pandemi ini.

“Kami tetap mendukung kebijakan pemerintah mulai memberlakukan new normal atau tatanan kehidupan baru, tetapi atas terjadinya wabah ini kami masih ketakutan, lebih baik sementara kami tidak menerima kunjungan wisata. Nanti kalau sudah betul-betul normal kami akan buka untuk kunjungan  wisatawan seperti penyelenggaraan English Corner,” ujar Wayan Ariawan. (Des)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *