Pandemi Covid-19, Layanan Kebidanan di Puskesmas Kelurahan Marunda Makin Ditingkatkan

1021
×

Pandemi Covid-19, Layanan Kebidanan di Puskesmas Kelurahan Marunda Makin Ditingkatkan

Sebarkan artikel ini

Jakarta, faktapers.id – Pelayanan kebidanan selama masa pandemi Covid-19 tetap berjalan dengan mematuhi ketentuan protokol kesehatan. Bidan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)/Keluarga Berencana (KB) Puskesmas Kelurahan Marunda, Hayati Istiqomah mengaku tertantang saat menjalankan tugasnya di masa pandemi Covid-19.

“Puskesmas Kelurahan Marunda menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah dan ahli kesehatan dengan menyesuaikan kondisi di masyarakat. Kami selalu memakai APD dan pasien wajib bermasker jadi sama-sama melindungi diri dari resiko penularan Covid-19,” jelas Bidan Hayati yang meraih Juara Harapan I tingkat Provinsi DKI Jakarta pada tema Pelayanan kebidanan di era pandemi Covid-19 dalam perayaan HUT Ikatan Bidan Indonesia (IBI) ke-69, Rabu (24/6).

Ia menerangkan, pasien hamil, bersalin, nifas dan bayi adalah populasi rentan tertular virus karena daya tahan tubuh yang rendah. Untuk melindungi ibu dan bayi dari penularan virus corona maka dilakukan pembatasan akses pelayanan pada ibu hamil trimester 1 dan 2 tanpa keluhan, penundaan pelayanan imunisasi, penghentian sementara posyandu, kelas ibu dan kegiatan lainnya.

Pelayanan kontrol nifas dan bayi baru lahir tetap dilakukan sesuai jadwal. Begitu juga dengan pelayanan KB tetap dilayani namun lebih diarahkan menggunakan KB jangka panjang untuk mencegah baby boom.

“Pasien KIA/KB dilayani dengan perjanjian pelayanan melalui WhatsApp (WA) untuk mengatur waktu pelayanan dan menghindari terjadinya penumpukan pasien. Kemudian dilakukan pengaturan ruang tunggu antara pasien sehat dan pasien sakit, pasien wajib memakai masker, cuci tangan pakai sabun serta jaga jarak fisik,” ujarnya.

Selain itu, dilakukannya pemanfaatan teknologi informasi yang menjadi ruang interaksi dalam kegiatan promosi kesehatan.

“Melalui kelas online dengan Zoom Meeting, konsultasi online dengan WA dan kelas ibu dengan video call. Selanjutnya, video edukasi tersebut diupload ke media sosial. Kami juga memberikan give away untuk pasien yang telah upload foto dan pengalaman menarik mengenai pemantauan kesehatan ibu dan anak selama dirumah saja,” ungkap Hayati.

Selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), ia lebih mengoptimalkan grup WA untuk memantau perkembangan kesehatan ibu hamil dan ibu yang memiliki bayi dan anak usia dibawah 2 tahun.

“Grup WA tersebut dipantau oleh 2 bidan puskesmas, 3 bidan praktik mandiri, bidan penanggung jawab masing-masing RW dan 11 orang kader kesehatan di setiap RW. Jadi setiap RW di wilayah Marunda memiliki 1 orang bidan dan penanggung jawab serta 1 orang kader kesehatan,” terangnya.

Dalam grup tersebut dibebaskan untuk berkonsultasi, tanya jawab, berbagi pengalaman sesama ibu hamil, ibu balita dan juga untuk mengabarkan berita kelahiran.

“Grup tersebut sangat hidup dan aktif yang awalnya hanya beranggotakan ibu hamil risiko tinggi dan ibu nifas, namun karena permintaan masyarakat yang tetap ingin bergabung dalam grup setelah melahirkan sehingga saat ini sebagian besar ibu hamil dan ibu balita di wilayah Marunda sudah bergabung dalam grup ini. Hal ini kami lakukan dalam rangka mensukseskan program Kartini Cilincing untuk menekan angka kematian ibu dan bayi,” tuturnya.

Bahkan di masa PSBB transisi ini, Puskesmas Kelurahan Marunda terus berinovasi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan seperti menyediakan pojok telemedicine yang melayani konsultasi kesehatan secara virtual.

“Adanya pojok telemedicine untuk mengurangi akses pasien batuk, pilek dan demam kepada pasien lainnya. Jika memerlukan pemeriksaan fisik maka dokter kami akan menemui pasien dan melakukan pemeriksaan,” pungkas Hayati. (Tajuli)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *