Kabupaten Lebak, faktapers.id – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mengungkapkan anak-anak yang menjadi korban bencana banjir dan longsor di Kabupaten Lebak, Banten harus tetap gembira meski kini berada di pengungsian. Anak-anak bisa melakukan berbagai aktivitas, seperti menggambar, bernyanyi atau aktivitas edukasi untuk mengalihkan rasa bosan pada anak selama di pengungsian. Untuk itu, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) memberikan buku dan alat tulis sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar bagi anak yang berada di hunian sementara (huntara).
Hal tersebut diungkapkan Menteri Bintang saat mengunjungi anak-anak dan kelompok rentan lainnya yang menjadi korban bencana banjir dan longsor di huntara Kampung Cigobang, Desa Banjarsari, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten hari ini. Kunjungan tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan menyambut peringatan Hari Anak Nasional (HAN) pada 23 Juli 2020 yang mengangkat tema ‘Anak Terlindungi, Indonesia Maju’. Dalam kunjungannya, Menteri Bintang menyapa secara langsung serta melihat kondisi anak-anak dan keluarga, sekaligus memberikan paket pemenuhan kebutuhan spesifik bagi perempuan, anak, lansia, dan ibu hamil di lokasi pengungsian.
“Hingga saat ini, para penyintas bencana banjir dan longsor di Kabupaten Lebak diketahui masih tinggal di pengungsian yang tersebar di 5 (lima) huntara, sebanyak 235 di antaranya merupakan anak. Untuk itu, saya beserta jajaran dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) hadir di sini untuk menyapa dan melihat kondisi anak-anak di pengungsian, serta memberikan dukungan dan hiburan agar anak-anak Lebak juga dapat merasakan kegembiraan menyambut peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2020. Untuk anak-anakku, selamat Hari Anak Nasional. Semoga kalian tumbuh menjadi anak-anak yang berkualitas, sejahtera dan bahagia,” ungkap Menteri Bintang dalam Kunjungannya di huntara Kampung Cigobang, Desa Banjarsari, Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten (9/7).
Menteri Bintang mengungkapkan dirinya ikut merasakan kesulitan yang dialami masyarakat, terutama perempuan dan anak yang ada di pengungsian. Berbagai keterbatasan yang ada di huntara mengakibatkan anak di pengungsian tidak memungkinkan untuk menjaga jarak, hal ini membuat kondisi mereka semakin rentan. “Untuk meminimalisasi permasalahan tersebut, Kemen PPPA berkontribusi ikut mengajarkan pola hidup bersih dan sehat, seperti memakai masker dan cuci tangan menggunakan sabun dengan benar,” tambah Menteri Bintang.
“Semua pihak harus memberikan perhatian khusus pada kelompok rentan korban bencana banjir dan longsor di lokasi pengungsian, mengingat mereka memiliki kebutuhan spesifik yang tentunya berbeda dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya. Pemenuhan kebutuhan spesifik ini harus menjadi perhatian kita bersama, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, organisasi non pemerintah (NGO), media massa, serta seluruh masyarakat untuk terus berkolaborasi dan saling mendukung dalam upaya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak,” tutur Menteri Bintang.
Pada kegiatan hari ini, Kemen PPPA didukung sekitar 20 dunia usaha, lembaga sosial, dan pemerintah daerah, memberikan paket pemenuhan kebutuhan spesifik bagi kelompok rentan kepada 256 orang korban bencana di Kabupaten Lebak yang terdiri dari 235 anak, 19 lansia dan 2 (dua) ibu hamil. Paket pemenuhan kebutuhan spesifik bagi perempuan dan anak tersebut, diberikan sesuai dengan kelompok usia. Khusus untuk anak berupa tambahan pemenuhan gizi dan nutrisi yang sangat dibutuhkan dalam proses tumbuh kembangnya, seperti kacang hijau, biskuit, susu dan vitamin, sedangkan untuk perempuan lansia dan ibu hamil berupa pembalut, sabun, masker, suplemen, serta susu sesuai dengan kondisi dan kebutuhan lansia dan ibu hamil tersebut.
Adapun perempuan dan anak serta kelompok rentan lainnya penerima paket kebutuhan ini, merupakan korban bencana banjir dan longsor yang berasal dari 6 (enam) kecamatan di Kabupaten Lebak, yaitu Lebak Gedong, Cipanas, Sajira, Curug Bitung, Maja dan Cimarga. Sebelumnya, sebanyak 900 paket yang berasal dari dana dekonsentrasi telah disalurkan kepada kelompok rentan terdampak Covid-19 yang berada di 8 (delapan) Kabupaten/Kota di Provinsi Banten.
Salah satu perempuan lansia penerima bantuan dari huntara Desa Banjarsari, Atikah (65) mengungkapkan bantuan pemenuhan spesifik tersebut sangat berarti bagi dirinya yang memiliki banyak kebutuhan spesifik di luar kebutuhan pokok pada umumnya. Atikah pun berharap bisa segera menempati hunian tetap yang selama ini ia nanti-nantikan, mengingat kondisi huntara yang ia huni saat ini memiliki banyak keterbatasan.
Senada dengan Atikah, salah satu ibu hamil penerima bantuan dari huntara di Desa Banjarsari, Ratna (26) mengaku sangat senang atas pemberian paket kebutuhan spesifik bagi dirinya yang sedang hamil. Ratna berharap kehadiran Menteri Bintang di huntara hari ini, dapat ikut mendorong percepatan penyediaan hunian tetap bagi dirinya dan pengungsi lainnya, serta tersedianya air bersih di huntara yang selama ini menjadi masalah karena sulitnya mendapatkan air bersih.
Merespon hal tersebut, Menteri Bintang meminta kepada Pemerintah Daerah Provinsi Banten dan Kabupaten Lebak, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinas PPPA), serta para aktivis Perlindungan Anak Terpadu Berbasi Masyarakat (PATBM), Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) dan Forum Anak untuk melakukan langkah-langkah serius dalam menjaga anak dan keluarga khususnya dalam situasi pandemi ini. “Anak-anak dan kelompok rentan lainnya harus tetap sehat selama di pengungsian, hal ini dapat dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan, seperti tetap menjaga jarak aman, berperilaku hidup sehat dan bersih, memastikan pasokan gizi serta tersedianya sabun dan air bersih di huntara,” jelas Menteri Bintang.
Pemberian bantuan kepada anak, lansia dan ibu hamil yang ada di huntara ini diharapkan dapat meringankan beban mereka yang selama ini sudah cukup sulit karena berada di pengungsian, ditambah adanya pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia dan telah berdampak pada kondisi sosial masyarakat di Lebak termasuk di lokasi pengungsian ini. Kami harap anak-anak Indonesia, khususnya anak yang ada di huntara Lebak Gedong dapat terlindungi, sehat, ceria dan merajut mimpi-mimpi demi masa depan karena dengan pemenuhan tumbuh kembang anak secara optimal, terlindungi dari berbagai bentuk kekerasan baik fisik maupun psikis maka anak sebagai generasi emas di tahun 2045 yang unggul maju dan berdaya saing akan terwujud,” tegas Menteri Bintang.
Dalam rangkaian acara hari ini, Kemen PPPA melibatkan Forum Anak, turut memberikan dukungan psikososial bagi anak-anak di huntara melalui berbagai aktivitas hiburan. Menteri Bintang juga memberikan apresiasi dengan menyematkan jaket serta pin kepada para aktivis PATBM dan PUSPAGA yang selama ini telah menjadi perpanjangan tangan Kemen PPPA dalam melakukan upaya perlindungan anak dan memenuhi hak-hak anak di tengah masyarakat. Rangkaian acara diakhiri dengan prosesi penanaman dan penyiraman pohon oleh Menteri Bintang di lingkungan huntara sebagai bentuk dukungan dalam melestarikan lingkungan di Kabupaten Lebak. Herry