Adaptasi Kebiasaan Baru, Pelni Hemat Miliaran Rupiah dari Efisiensi BBM Kapal

692
×

Adaptasi Kebiasaan Baru, Pelni Hemat Miliaran Rupiah dari Efisiensi BBM Kapal

Sebarkan artikel ini

Jakarta, faktapers.id – Sejumlah langkah penting diambil PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT Pelni (Persero) dalam upaya melakukan efisiensi biaya operasional. Langkah efisiensi semakin penting untuk dilakukan sejak pandemi COVID-19 karena berdampak terhadap bisnis Perusahaan.

Sejak COVID-19 merebak di Indonesia pertengahan Maret lalu, sejumlah pemerintah daerah mengambil langkah pencegahan dengan menutup akses pelabuhan bagi aktivitas kapal penumpang, termasuk kapal penumpang Pelni. Direktur Armada PT Pelni, Tukul M Harsono mengatakan, berdasarkan catatan yang dimilikinya, tak kurang dari 50 pelabuhan yang menutup aktivitasnya.

“Penutupan pelabuhan ini tentu dapat kami maklumi sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19. Tetapi bagi Perusahaan, terdapat efek operasional dan finansial yang menuntut penyesuaian cepat dan mengambil langkah strategis. Salah satu yang kami jalankan adalah penyesuaian operasional dari sisi armada kapal yang mengambil porsi terbesar dari biaya perkapalan perusahaan,” tutur Tukul M Harsono.

Pria kelahiran Demak yang menjabat sejak 2017 ini menggambarkan bahwa komponen biaya terbesar untuk pengoperasian kapal berasal dari belanja bahan bakar minyak (BBM) yang mencapai lebih dari 50 persen. Saat ini armada kapal Pelni mendapatkan suplai BBM dari PT Pertamina (Persero).

“Dalam rangka efisiensi pemakaian BBM kami sudah melakukan lompatan dalam hal pengawasan dan pengendalian konsumsi BBM dengan pengembangan IT khususnya untuk kapal-kapal penumpang yang mengambil porsi konsumsi terbesar. Bila 10 tahun lalu kami mengoperasikan 26 kapal dengan jarak tempuh mencapai 114.012 mil dengan pemakaian 13.535.000 liter per-voyage, artinya rata-rata pemakaian sebesar 118 liter/mil. Saat ini pemakaiannya 8.950.000 liter per voyage dengan jarak tempuh 105.220 mil. Artinya pemakaian rata-rata 85 Liter/mil sehingga terdapat penurunan rata-rata sebesar 27%. Jadi bisa dihitung besaran efisiensi yang dapat kami lakukan,” kata Tukul.

Meski membeli BBM dengan harga subsidi sesuai Perpres 191/2014, Tukul menegaskan bahwa upaya efisiensi akan terus dilakukan dengan memanfaatkan teknologi yang terus diperbarui dan tetap mengedepankan standar keamanan pelayaran internasional.

PT Pelni telah melakukan sejumlah inovasi yang berbasis perangkat lunak (software) maupun keras (hardware). Untuk memastikan konsumsi BBM yang ekonomis.

Menurut Tukul, PT Pelni telah memasang perangkat Vessel Web Analyzer di setiap kapal penumpang. Vessel Web Analyzer atau VWA merupakan perangkat software yang dapat memantau konsumsi BBM secara real-time.

Tukul menyebutkan penggunaan teknologi VWA sangat memudahkan pemantauan konsumsi BBM karena dapat di akses melalui smartphone dengan penyajian data yang diperbarui setiap menit.

Selanjutnya, kata dia, teknologi VWA sejak 2017 dan akhir 2019 kemarin sudah digunakan di seluruh kapal penumpang Pelni. Dengan VWA, ditambah dengan sinergi antar BUMN bersama PT Sucifindo, dalam rangka pengawasan BBM independent pada saat supply/bunker. Pihaknya yakin bahwa optimalisasi konsumsi BBM di kapal-kapal milik PT PELNI dapat mendukung upaya efisiensi perusahaan.

Pemasangan energo profin PT Pelni juga menggunakan energoprofin, perangkat keras buatan eropa yang dipasang untuk mendukung kinerja baling-baling induk. “Energo profin ini berbentuk baling-baling yang lebih kecil, ditempatkan di belakang baling-baling induk. Dengan bantuan energo profin, baling-baling induk dapat menghasilkan dorongan yang lebih optimal,” kata Tukul.

Dijelaskannya, dengan penggunaan energo profin bisa melakukan efisiensi BBM dikisaran 3 sampai 5 persen. Bila dikonversi dalam rupiah, untuk satu kapal penumpang type pax 2000 dalam sebulan kami bisa menghemat Rp 200 juta atau Rp 2,5 miliar per tahun. Bisa dihitung penghematan untuk 26 kapal dalam setahun.

Untuk hal tersebut, PT Pelni menginvestasikan Rp 1,4 miliar untuk kebutuhan dua propeller energo profin di satu kapal. Investasi tersebut dianggap sepadan dengan besaran biaya yang dapat dihemat Perusahaan hanya dalam kurun waktu 6,6 bulan setelah pemasangan telah mencapai Break Even Point (BEP). Pada awal tahun 2020, PT Pelni sudah memasang energo profin di dua kapal penumpang, dan akan menyusul empat kapal lagi di 2020 ini. (Han)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *