Fahri Hamzah : Pemimpin Berkualitas Harus Miliki 3 Skill

1761
×

Fahri Hamzah : Pemimpin Berkualitas Harus Miliki 3 Skill

Sebarkan artikel ini

Jakarta, Faktapers.id – Menanggapi debat calon presiden antara nomor urut 01, Joko Widodo dengan nomor urut 02, Prabowo Subianto pada sesi kedua yang berlangsung Minggu (17/2/19) malam lalu. Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah menyebut, dalam teori manajemen modern, pemimpin berkualitas mesti mengedepankan konsep ketimbang teknis.

“Kalau kita bertanya, adakah Jokowinomics dan Prabowonomics dalam debat kedua? Setelah mencermati lagi, saya terdorong untuk menganalisa debat tersebut secara agak filosofis,” tutur Politisi PKS itu di Jakarta, Rabu (20/2/19).

Fahri pun mengatakan, dalam teori manajemen modern, untuk menjadi pemimpin yang berkualitas, setidaknya ada tiga kemampuan (skill) yang harus dimiliki.

“Yakni, kemampuan menguasai konsep atau conceptual skill, kemampuan memimpin orang atau interpersonal skill dan kemampuan dalam hal teknis atau technical skill,” paparnya. Sebagai pemimpin yang berkualitas, sambung Fahri, porsi terbesar yang harus dimiliki secara berurutan; conceptual skill, interpersonal skill baru technical skill.

“Tidak bisa dibalik. Kalau pemimpin lebih senang mengerjakan hal-hal teknis dibandingkan memikirkan konsep dan sistem, itu terbalik,” cetusnya. Lebih lanjut, pimpinan DPR Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) ini menjelaskan, ada pemimpin, ada manajer, ada operator. Komposisi skill itu menandakan dia siapa.

“Pemimpin dominan conceptual skill, sementara operator tentu lebih dominan technical skill-nya dan manajer memiliki komposisi yang relatif sama dalam skill itu. Ini saya pelajari di Semester I FEUI. Maka, pemimpin yang benar adalah yang mampu melihat gambar besar, memahami konsep serta mampu menggerakkan setiap orang atau organ yang dipimpinnya untuk bekerja secara teknis demi merealisasikan konsep atau tujuan besarnya. Bukan yang menjadi operator,” ujarnya.

Jadi menurutnya, kalau mau relevan dengan tujuan debat untuk mencari pemimpin yang berkualitas, kita harus fokuskan penilaian pada konsep-konsep membangun negara yang ditawarkan kedua capres. Khususnya dalam bidang yang menjadi tema debat kedua yang lalu.

“Kalau kita menilai kedua kandidat, secara kontras dapat dilihat kerangka argumen yang dibangun Jokowi cenderung pemaparan reportif, sedangkan Prabowo ingin ajukan alternatif. Jokowi melakukan presentasi, Prabowo mencoba berstrategi. Maka debat menjadi tidak menarik,” imbuhnya

Fahri menilai, di satu sisi, hampir setiap pertanyaan atau jawaban yang dikemukakan Jokowi laporan bukan pertanggungjawaban. Karena yang bersangkutan sibuk menghafal angka-ngka dalam presentasi dan kurang mempertanggungjawabkan apa yang menjadi pertanyaan publik.

“Bahkan, jawabannya nampak searah. Akibatnya, apa yang disampaikan Jokowi tampak seolah begitu meyakinkan karena sambil mengutip beberapa data walaupun ketika divalidasi, data-data yang disampaikannya banyak yang tidak akurat bahkan cenderung ngawur,” bebernya.

Baca JugaLedakan di Mal Taman Anggrek Diduga Bersumber dari Pipa Gas

 

Fahri berpendapat, Prabowo lebih banyak mengungkap pandangan strategis dan komitmen ke depan dalam menyelesaikan persoalan yang dibahas dalam debat itu. Tapi, harus diakui akhirnya menjadi minim data dan elaborasi. Padahal kalau ditambah agak detil, itu bisa mematikan lawan.

“Misalnya startegi menahan kebocoran dan penguasaan sumber daya dalam negeri. Sebetulnya itu membantah tol, membantah Unicorn dan semua kehendak untuk mengintegrasikan rakyat Indonesia, ke pusaran kapitalisme global. Harusnya diurai apa bahaya tol dan Unicorn bagi rakyat,” tegasnya.

Selain itu, sebut Fahri lagi, Prabowo juga harus menjelaskan bahwa tol di hulu-nya, apabila tidak bIsa bayar hutang akan jadi milik asing. Lalu di hilirnya, kalau rakyat merasa tol mahal maka tol tidak akan dipakai oleh petani dan pengusaha lokal untuk jual barang ke luar, tapi sebaliknya.

“Sama juga dengan Unicorn bila melihat pengalaman, waktu jadi startup kecil diinisiasi oleh rakyat, lalu setelah besar ditelan oleh raksasa kapitalis yang akhirnya membuat posisi tawarnya rendah. Akhirnya Unicorn bisa menjadi infrastruktur barang dan jasa luar bagi pasar kita,” tambahnya.oss

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *