DBD Mulai Mewabah

×

DBD Mulai Mewabah

Sebarkan artikel ini

Bogor, faktapers.id – Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bogor mulai mewabah. Ada 52 warga di Kota Hujan tersebut terkena penyakit yang dibawa nyamuk aedes aegypti. Meski tidak sampai merenggut nyawa, namun masyarakat tetap juga harus waspada. Sebelumnya, pada tahun 2018, ada delapan warga Bogor yang meninggal karena terkena penyakit DBD.

Kasi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular dan Surveilance (P3MS) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sari Chandrawati mengatakan, dengan kondisi cuaca yang tak menentu akhir-akhir ini membuat nyamuk pembawa virus dengue itu lebih cepat berkembang.

Kemudian didukung banyaknya tempat perindukan nyamuk. Mulai dari sampah yang menampung air seperti kantong-kantong makanan yang dibuang sembarangan, ban bekas hingga kaleng-kaleng bekas.

“Inilah yang harus diperhatikan oleh masyarakat, dengan cara pemberantasan sarang nyamuk (PSN),” terangnya. Senin (14/01/19).

Dibanding pada data tahun 2018, jumlah penderita penyakit DBD di awal Januari 2019 telah terjadi peningkatan.

“Rekor paling tinggi adalah di Januari 2017, ada 127 orang yang terkena penyakit DBD, lalu di Januari 2018 turun hingga menjadi 41 orang dan sekarang naik jadi 52 orang,” ungkap Sari.

Namun berdasarkan data pertahun nya, justru terjadi penurunan penderita DBD. Seperti di tahun 2016 ada 1.225 penderita, 2017: 849 penderita dan 2018: 727 penderita. Dia mengingatkan kepada masyarakat Bogor agar kegiatan PSN seperti menguras, menutup, mendaur ulang serta memakai lotion anti nyamuk (3M Plus).

“Jika ini semua dilakukan maka tindakan fogging tidak perlu,” tandas Sari.

Berbagai upaya pencegahan juga telah terus dilakukan oleh pihaknya. Misalnya jika ada penderita DBD di suatu wilayah, maka petugas puskesmas akan melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) ke wilayah dimana penderita tinggal.

Kemudian memeriksa rumah-rumah dalam radius 100 meter untuk memastikan apakah ada jentik nyamuk atau tidak. Setelah itu mencari lagi apakah ada penderita DBD lain atau penderita panas. Jika ditemukan kedua hal itu maka hasilnya positif. Sedangkan jika tidak maka hasilnya negatif.

“Intinya ketika terjadi penularan menandakan kepadatan nyamuk yang harus segera di kendalikan melalui salah satu upaya berupa fogging,” tegasnya.

Jika di Kota Bogor penderita DBD cenderung menurun per tahun, namun tidak dengan Kabupaten Bogor. Catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor menunjukkan adanya peningkatan kasus DBD.

Kepala Program Penanggulangan DBD Dinkes Kabupaten Bogor, Ade Kurniawan menjelaskan, kasus DBD pada tahun 2018 mencapai 737 kasus. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2017 yang hanya 276 kasus.

“Di tahun 2018 tercatat sebanyak 737 kasus dengan penderita meninggal dunia delapan orang,” jelasnya.

Selain itu, angka penderita DBD di Kabupaten Bogor dua tahun belakangan ini menurutnya belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan tahun 2016.

Dinkes Kabupaten Bogor mencatat ada sebanyak 3.442 kasus DBD di tahun 2016. Dari angka tersebut, 45 orang di antaranya meninggal dunia.

“Itu siklus lima tahunan. Makanya jumlahnya berkali-kali lipat dari dua tahun belakangan ini,” pungkasnya. fp02

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *