Jika Menang Pilpres 2019, Prabowo-Sandi Bakal Gratiskan Jalan Tol yang Habis Masa Konsesinya

2475
×

Jika Menang Pilpres 2019, Prabowo-Sandi Bakal Gratiskan Jalan Tol yang Habis Masa Konsesinya

Sebarkan artikel ini

Jakarta, faktapers.id – Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi Bidang Infrastruktur dan Pembangunan, Suhendra Ratu Prawiranegara merespons berbagai argumentasi pihak pemerintah, tentang mahalnya tarif tol di Tanah Air.

Seperti diketahui pada beberapa hari lalu, wacana mahalnya tarif tol di Indonesia direspons beragam oleh pemerintah, di antaranya oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Menteri PUPR, Menteri PPPN/ Kepala Bappenas pada bulan Februari lalu.

“Mereka (pihak pemerintah) menampik bahwa tarif tol di Indonesia tidak mahal. Kembali beberapa hari lalu, seorang pejabat dari Kementerian PUPR, Kepala BPJT menyatakan bahwa tidak benar berita tentang mahalnya tarif tol,” kata Suhendra seperti dilansir Beritasatu.com, Jumat (5/4/19).

Berdasarkan data yang dihimpun tim pakar BPN dari berbagai sumber di beberapa negara, diantaranya Malaysia dan Brasil. Suhendra mencontohkan, tarif tol Johor Bahru ke Kuala Lumpur dalam kisaran 50,5 ringgit Malaysia, jarak Johor Bahru-Kuala Lumpur berkisar 350 kilometer.

“Jika kita hitung dalam rupiah, kurs 1 RM adalah Rp 3.400 maka per kilometer tarif tol Kuala Lumpur-Johor Bahru adalah Rp 490. Bisa dikatakan, dengan performa, standar pelayanan, fasilitas yang terdapat pada jalan tol KL-Johor Bahru tersebut, tarif tol yang dikenakan sangat murah. Contoh lainnya adalah ruas tol KLIA-Kuala Lumpur, yang berjarak 55 kilometer tarif tolnya adalah 5,8 RM ekuivalen dengan Rp 358 per kilometernya,” bebernya.

“Awal Maret lalu, saya dan tim baru saja survei ke lokasi ruas-ruas tol yang ada di Malaysia. Kami dokumentasikan semua bukti-buktinya.” imbuhnya.

Kemudian, contoh berikutnya adalah tarif tol di negara Amerika Latin, Brasil. Di negara ini, rata-rata tarif tolnya dalam kisaran Rp 420 per kilometernya.

Baca Juga: Catat! Film Battle of Surabaya Bakal Tayang Rutin di Imax Keong Mas TMII Mulai 20 April 2019

Brasil juga dapat dijadikan contoh bagaimana pelayanan dan performa jalan tolnya yang cukup baik. Jarang sekali kemacetan yang terjadi di jalan tol. Keselamatan pengendara menjadi hal yang utama, ada juga keistimewaan bagi manula dan Bumil (ibu hamil) yang tidak boleh antre (prioritas) ketika akan melintas di pintu tol.

Jika dibandingkan dengan tarif tol ruas trans Jawa yang rata-rata Rp 1.000-Rp 1.500 per kilometernya tentu tarif tol di Malaysia dan Brasil tersebut jauh lebih murah.

Jika disebutkan pembandingnya tarif tol Jagorawi dan Cikampek lebih murah, sambung Suhendra, harus melihatnya dari berbagai perspektif. Justru pada dua ruas tol tersebut sudah layak digratiskan.

“Kenapa justru masih diberlakukan tarif bagi pengguna jalan tol? Pertimbangannya adalah masa konsesi jalan tol Jagorawi sudah berakhir beberapa tahun lalu. Begitu juga tol Cikampek, yang mana masa konsesinya sepertinya sudah berakhir pada tahun 2018 lalu, semestinya pengelola jalan tol dan pemerintah menggratiskan ruas-ruas tol yang masa konsesinya sudah berakhir. Bukan malah justru tetap dikenakan biaya tol yang membebani masyarakat pengguna jalan,”cetusnya.

Penghapusan tarif tol pada ruas-ruas tol yang telah berakhir masa konsesinya, akan menjadi prioritas bagi pemerintahan Prabowo-Sandi, jika rakyat mengamanahkan mereka terpilih menjadi presiden dan wapres RI dalam pilpres mendatang. Menurutnya, infrastruktur dibangun oleh negara harus untuk kepentingan rakyat.

Pertimbangan atas penghapusan tarif jalan tol pada ruas yang telah berakhir masa konsesinya, tentu sudah mengembalikan biaya investasi dan memberikan keuntungan (profit) kepada pengelola (BUJT atau investor). Namun hal ini dengan mempertimbangkan peraturan perundangan yang berlaku.

“Konsesi pengelolaan jalan tol, di dalamnya sudah terdapat variabel penghitungan keuntungan investasi,” katanya. uaa

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *