Soal Anggaran Lem Aibon Capai 82 Miliar, Kadisdik DKI: Itu Baru Dummy

2413
×

Soal Anggaran Lem Aibon Capai 82 Miliar, Kadisdik DKI: Itu Baru Dummy

Sebarkan artikel ini

Jakarta, faktapers.id – Soal rencana anggaran Rp 82 miliar untuk pembelian lem aibon, Dinas Pendidikan DKI Jakarta, akhirnya angkat bicara.

Dikatakan oleh Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Syaefuloh Hidayat, persoalan adanya anggaran untuk lem aibon yang mencapai miliaran rupiah benar adanya.

Menurut dia Anggaran tersebut bukan salah ketik, melainkan anggaran sementara yang disusun oleh Suku Dinas Pendidikan dan dapat diubah setelah mendapatkan rencana anggaran dari pihak sekolah. 

“Terbentur waktu (saat penganggaran), kemudian Sudin (pendidikan tingkat kota dan kabupaten) susun anggaran sementara dengan harapan saat sekolah selesai susun anggaran sekolah, ada 17 ribu komponen sekolah yang tertampung di 23 rekening itu detail sekali,” kata Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Syaefuloh Hidayat kepada wartawan di gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Rabu (30/10).

Syaefuloh menjelaskan, setelah rancangan itu dirinci oleh Sekolah, komponen atau rekening yang disusun Suku Dinas nanti akan disesuaikan komponen yang sudah dibuat sekolah. Artinya, anggaran lem aibon bisa saja hilang, kalau memang tak dibutuhkan.

Syaefuloh menyebut, data itu telah diubah agar dibahas dalam rapat rencana Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020 bersama Komisi E hari ini. 

“Artinya, secara detail di sekolah, mudah-mudahan komponen Aibon tidak ada dan kita akan lakukan penyesuaian. Data penyesuaian sudah ada,” pungkasnya.

Sebelumnya, Sekretaris Dinas Pendidikan, Susi Nurhati menyatakan bahwa anggaran lem Aibon sebesar Rp 82 miliar itu merupakan salah ketik itu. Namun, kini Syaefuloh selaku Kadisdik menyebut hal itu bukan salah ketik.

“Bukan salah input, tetapi memang yang ada di dalam komponen e-budgeting adalah komponen sementara yang akan kita sesuaikan berdasarkan hasil input komponen dari masing-masing sekolah,” ujarnya.

Ia memaparkan, anggaran lem aibon yang tertulis merupakan anggaran alat kelengkapan kantor dari Biaya Operasional Pendidikan Wilayah 1 Jakarta Barat. Namun, setelah melakukan penyesuaian ada perubahan angka.

“Saat lihat kembali secara detail, anggaran yang disusun oleh seluruh sekolah wilayah Jakarta Barat 1 diusulkan hanya Rp 175 miliar dalam jangka waktu satu tahun. Terdiri dari 23 rekening,” tuturnya.

“Alat laboratorium yang (sebelumnya ditulis) sekitar Rp 132 miliar, hanya Rp 1,3 miliar saja. ATK, di situ ada Aibon disampaikan Rp 82 miliar, ATK itu seluruh sekolah hanya Rp 22 miliar,” katanya menambahkan.(man)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *