Jakarta, faktapers.id – Aksi ujuk rasa yang sempat bentrok dengan aparat kepolisian menimbulkan kekhawatiran, sehingga menjadi sorotan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA). Pasalnya buntut aksi tersebut hanya menyisakan kesedihan yang mendalam. Pelajar yang ikut aksi ada yang terluka bahkan ada pelajar yang sampai dikeluarkan dari sekolah.
Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak, Kementerian PPPA, Lenny N. Rosalin, sangat menyangkan peristiwa itu karena tidak ada yang bisa mencegah anak sekolah turun aksi demo kemarin.
Menurut Lenny, berdasarkan survei terungkap bahwa keikutsertaan pelajar hanyalah berdasarkan solidaitas dan ikut-ikutan saja tanpa mengetahui substansi dari apa isi tuntutannya.
“Yang mendorong anak-anak ikut demo adalah dari pesan berantai dari seseorang yang tidak bertanggung jawab. Anak sangat rentan sehingga mudah terprovokasi. Hanya karena alasan ikut-ikutan dan solidaritas, itulah yang mendorong mereka terpengaruh. Ketika ditanya, alasannya semakin macam-macam, ada yang karena diajak teman, diajak seseorang, penasaran ingin merasakan pengalaman demo, ingin melihat langsung, dan haya ingin ke Jakarta saja. Rata-rata jawabannya itu saja”, papar Lenny N. Rosalin dalam forum Media Talk, di kantor Kemen PPPA, di Jakarta, Jumat, (11/9/2019).
Menurut Lenny pemahaman orang tua dan guru harus ditingkatkan lagi bahwa pelajar sekolah belum patut untuk melakukan demonstrasi atau terjun ke ranah politik. Herry