Suparti, Perempuan Pejuang Ikan Pindang Layar Dari Kendal

2063
×

Suparti, Perempuan Pejuang Ikan Pindang Layar Dari Kendal

Sebarkan artikel ini
IMG 20191117 WA0003 1

Kendal, faktapers.id – Suparti (54), perempuan pelaku usaha IR ikan pindang jenis layar dari Desa Tambak Sari, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah ini bersykur dirinya terpilih sebagai salah satu pedagang dalam program Industri Rumahan (IR) yang diinisiasi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA).

Sebelumnya, usaha yang digeliluti Suparti sejak tahun 1985 itu mengalami stagnan atau tak ada kemajuan berarti. Sebab dirinya belum mengerti pengetahuan yang cukup untuk menjalani usaha Industri Rumahan. Sehingga pendapatannya pun tak sesuai dengan harapannya. Namun, sejak mengikuti program pengembangan IR dari Kemen PPPA pada 2016 usahanya mulai mengalami perkembangan signifikan.

”Sejak 1985, saya sudah menjalankan usaha ikan pindang ini. Dulu engga punya apa-apa, setelah dapat bantuan alat oven dan lemari untuk simpan ikan, alhamdulillah sekarang saya sudah bisa betulin rumah, lantai sudah dikeramik, bisa benerin tembok belakang, wc jadi bagus, bisa penuhin kebutuhan sehari-hari untuk 7 orang. Saya senang sekali, adanya IR jadi dibantu macam-macam, diberikan alat. Dulu tempat usaha dan alatnya masih jelek, sekarang sudah bagus-bagus,” tutur Suparti di kediamannya dengan senyum sumringah dengan bahasa dan logat Jawa kentalnya.

Setiap jam 2 dini hari, Suparti pergi ke Pasar Sukarejo untuk menjual ikan pindang hasil olahannya, kemudian kembali ke rumah sekitar jam 9 sampai 10 pagi setelah dagangannya habis. Selama menjalankan usaha IR, pasang surut pemasukan sering ia alami. Jika sedang ramai pembeli, 80 keranjang ikan pindang bisa ludes habis terjual. Omset perhari yang didapat pun rata-rata mencapai 200 ribu rupiah.

”Tapi kalau kualitas ikan dari nelayan sudah jelek, biasanya pembeli engga mau beli jadinya sepi. Langganan juga banyak yang suka ngutang dulu, bayar belakangan, jadi pemasukan sedikit. Belum lagi pas musim hujan, ikan engga ada jadi saya terpaksa engga produksi dan jualan,” keluh Suparti.

Tak lupa, Suparti pun berterima kasih kepada pemerintah khususnya Kemen PPPA yang telah memberikan bantuan alat untuk mendukung usahanya. Ia berharap ke depan bisa kembali mendapat bantuan alat berupa oven steam dan box ikan karena kondisi alat yang ia punya sudah mulai rusak. Ukuran box untuk menaruh ikan pun terlalu kecil sehingga tidak cukup menampung produk yang akan dijual.

“Jika nanti berlajut lagi, semoga saya dapat lagi bantuan alat berupa oven steam dan box ikan karena kondisi alat yang ia punya sudah mulai rusak”, harap Suparti. Herry

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *