Headline

Pembangunan Resto dan Lansekap Molor, Pinalti Menunggu PT. YDP Usaha Perdana

1258
×

Pembangunan Resto dan Lansekap Molor, Pinalti Menunggu PT. YDP Usaha Perdana

Sebarkan artikel ini

Badung, Bali. faktapers.id – MOLORNYA pelaksanaan dalam suatu kegiatan proyek, tampaknya sudah bukan menjadi kabar yang mengagetkan bagi sebagian masyarakat. Dan biasanya kabar molornya pekerjaan tersebut, santer terdengar di awal tahun anggaran.

Bahkan molornya pelaksanaan proyek ini, sudah bukan menjadi malaikat pencabut nyawa bagi para penyedia jasa. Pasalnya sesuai dengan regulasi yang ada, pekerjaan tersebut bisa dilanjutkan pelaksanaannya di tahun anggaran berikutnya dengan dikenakan denda sepermil per hari. Walaupun nantinya, kalau dengan batas akhir masa denda pelaksana tidak mampu menyelesaikannya, ancaman black list sudah menunggu.

Molornya suatu pekerjaan, tentunya dapat dicegah, jika antara penyedia dan pengguna jasa selalu memonitor dan mengevaluasi setiap kendala-kendala pekerjaan di lapangan. Baik terkait ketersediaan bahan material, pekerja (OH), alat maupun kendala-kendala lain yang mungkin bisa terjadi saat pelaksanaan (on going).

Apalagi ada Konsultan Pengawas yang ikut mengawsi jika terjadi kendala dilapangan.
Seperti pekerjaan yang berada di lingkungan Politeknik Pariwisata Bali, yang dulu bernama Sekolah Tinggi Pariwisata Bali ( STP Bali).. Sesuai data Fakta Pers.id.

Proyek Pembangunan Resto,Lanskap dan Infrastruktur TA 2019. Yang di kerjakan oleh CV. YDP. Usaha Perdana. Di jamin tidak akan rampung tepat waktu.
Proyek yang mulai di kerjakan 15 Oktober 2019, dengan No Kontrak 12/BM/SP/KU.103/STP/X/2019. Sampai saat ini, Senin, (23/12), masih dalam pengerjaan di lokasi.

Proyek dengan nilai kontrak Rp. 2.973.384.980,00
Terdiri dari pekerjaan konstruksi untuk Resto dan penataan taman, belum juga rampung.
Hasil pantauan Fakta Pers.id di lokasi pekerjaan, Senin (23/12) terdapat paket yang masih dalam pekerjaan (on going).

Yakni, paket pembangunan Resto disisi timur kolam renang. Proyek yang dikerjakan rekanan asal Jawa Barat ini, diduga lemah dalam pengawasan. Pasalnya, kantor lapangan yaitu Direksi Keet, kosong tak berpenghuni.

Untuk paket pekerjaan pembangunan lansekap tampak di lokasi, beberapa pakerja sedang melakukan pekerjaan plesteran dan acian semen, penyiraman rumput yang belum tumbuh.

Untuk pembanguan Resto, beberapa tukang tampak sibuk melakukan pemelesteran. Untuk progress pekerjaan saat ini (23/12), dari pihak pelaksana maupun pekerja yang ada dilapangan tidak ada tahu persis. Pekerjaan yang kontraknya berakhir 24 Desember 2019, yaitu Selasa (24/12) lusa, jadi pertanyaan. Sedangkan pihak pelaksana maupun PPK tidak bisa di konfirmasi.

Nyoman Rinala selaku PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) dikonfirmasi melalui han Phone maumpun WhatsApp, tidak ada respon samaskali (Ans)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *