Walaupun paket stimulus sudah besar yaitu sekitar Rp 400 triliun, namun masih lebih kecil dibanding beberapa negara. Idealnya paket stimulus berkisar antara Rp 700 sampai Rp 1.000 triliun, karena sangat banyak masyarakat yang terdampak pandemi ini.
Idealnya dalam 3 bulan ke depan pemerintah bisa menampung, setidaknya mensubsidi industri. Karena ketika mereka menghentikan kegiatan maka akan sulit untuk bangkit. Harus ada subsidi untuk mereka.
Covid-19 bisa menimbulkan angka pengangguran sampai 20 juta orang. Dampak Covid-19 sangat besar bagi orang-orang berpenghasilan rendah, sementara bagi orang kaya walaupun terdampak tetapi mereka masih ada tabungan.
“Namun demikian, karena kemampuan pemerintah terbatas, diperlukan solidaritas sosial, gotong royong dalam keadaaan masa pandemi ini. Seperti keadaan pada masa tsunami di Aceh sehingga bisa recovery dengan cepat. Budaya gotong royong masyarakat Indonesia harus dibangkitkan lagi,” harapnya.
Fitrhra menyebut, pemerintah sudah tepat menerbitkan aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Walaupun berat namun tugas pemerintah untuk bisa menjaga warganya untuk tetap sehat.
“Karena apabila abai bisa saja Covid-19 pada akhirnya tidak bisa selesai segera yaitu bisa mencapai dua atau tiga tahun ke depan. Contoh yang bagus di Provinsi Bali, walaupun daerahnya tidak melakukan PSBB maupun lockdown, namun perangkat adatnya sudah berjalan sehingga mereka tidak terlalu terdampak Covid-19. Masyarakat di sana takut kepada pecalang (petugas adat),” .
Sementara untuk provinsi lain yang terbilang sukses menerapkan PSBB yaitu Sumatera Barat. Masyarakatnya disipilin jauh dari daerah lainnya yang kurang disiplin.
“Agar berhasil menangani Pandemi Covid-19 ini pemda harus berkoordinasi dengan pemerintah pusat. Yang paling penting adalah koordinasi atas perbedaan aturan, misal larangan mudik dari pemerintah tujuanya adalah menghalangi penyebaran. Pengusaha harus optimis dalam masa pandemi Covid-19 ini. Pengusaha juga harus lebih sering koordinasi dengan pemerintah. (Ilham)