Klaten, faktapers.id – Penyebaran Virus Corona memang belum berhenti, tapi sejumlah daerah bersiap diri untuk menyambut era normal baru atau “New Normal”. Salah satunya adalah objek wisata Umbul Brintik yang berada di desa Malangjiwan, kecamatan Kebonarum Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Kepala Desa Malangjiwan, Suprianto mengatakan tempat wisatanya bersiap untuk menyambut era normal baru dengan menyiapkan sejumlah protokol kesehatan guna mencegah penularan Virus Corona. Protokol kesehatan itu antara lain wajib pakai masker, penyediaan fasilitas cuci tangan, cek suhu badan dan penerapan physical distancing.
Menurutnya, meskipun belum mengetahui kapan dimulainya, namun pembukaan obyek wisata itu perlu dilakukan mengingat besarnya kerugian yang telah diterimanya selama pandemi.
“Kalau dihitung kerugian materinya jelas sangat besar karena masa pandemi ini melewati salah satu panen puncak wisata yaitu pada saat Idul Fitri,” ujar Suprianto, Jumat (5/6).
Menurut dia, kondisi sektor pariwisata di Kabupaten Klaten termasuk yang terpukul paling parah dari adanya pembatasan pergerakan warga di masa pandemi Covid-19.
“Pendapatan yang diperoleh dari pengelolaan umbul tersebut saban tahunnya mencapai Rp 1 milyar dari tiket masuk kawasan umbul senilai Rp 3.000/orang. Sedangkan, jumlah pengunjung Umbul Brintik sebelum adanya virus corona yaitu sekitar 40 ribu orang setiap bulan,” terangnya.
Ia mengatakan, sejumlah pelaku wisata seperti pramuwisata dan para pedagang yang biasa berjualan di Umbul Brintik sudah mulai menyuarakan kegelisahan. Hal ini dikarenakan tidak ada kejelasan mengenai kapan objek wisata dapat dibuka kembali.
Selain para pelaku wisata, lanjutnya, yang meminta kepastian, para wisatawan pun sudah banyak yang berupaya untuk bisa mengunjungi Umbul Brintik meskipun mereka mengetahui pintu masuk ditutup rapat dan dijaga petugas.
Camat Kebonarum, Mundzakir menyebut sampai saat ini Umbul Brintik masih tertutup untuk kunjungan wisatawan dan masih menunggu uji lab air serta perintah dari pemerintah pusat. Namun seluruh komponen yang terlibat dalam pengelolaan objek wisata desa selalu siap apabila sewaktu-waktu pemerintah memberlakukan protokol baru di sektor pariwisata. Madi