Jakarta, faktapers.id – Seorang prajurit Indonesia yang tergabung dalam pasukan perdamaian PBB di Republik Demokratik (RD) Kongo dilaporkan tewas.
Kabar tersebut disampaikan Sy Koumbo, perwira komunikasi Misi Stabilisasi PBB untuk RD Kongo (Monusco), seperti dilaporkan AFP, Selasa (23/6).
Prajurit tersebut gugur setelah patrolinya diserang oleh milisi pada Senin (22/6) malam waktu setempat di dekat Beni, kota di Provinsi Kivu Utara. Belum ada penjelasan identitas tentara Indonesia yang tewas tersebut.
“Satu anggota Helm Biru (pasukan perdamaian PBB) gugur dan satunya terluka namun tidak serius. Saat ini kondisinya stabil,” kata Koumbo.
Dalam rilis resminya, Kepala Monusco Leila Zerrougui mengecam serangan itu, dan menduga pelakunya adalah Pasukan Aliansi Demokratik (ADF). ADF merupakan kelompok bersenjata yang terkenal mempunyai reputasi buruk, dan beroperasi di kawasan timur negara yang dulunya bernama Zaire tersebut.
“Prajurit Indonesia itu bertugas dalam proyek untuk membangun jembatan yang berada di kawasan Hululu. ADF merupakan pergerakan yang awalnya berasal dari Uganda pada 1990-an silam, dan menentang pemerintahan Presiden Yoweri Museveni.
Pada 1995, mereka pindah dan bermarkas di Kongo, meski diyakini mereka tidak melancarkan serangan ke Uganda selama bertahun-tahun. Berdasarkan data dari PBB, 500 orang tewas karena aksi mereka sejak akhir Oktober 2019, ketika militer RD Kongo melaksanakan operasi.
ADF diketahui membunuh 15 pasukan perdamaian PBB dekat perbatasan Uganda pada Desember 2017, dan membunuh tujuh lainnya dalam penyergapan Desember 2018. (Uaa)