“Upaya ini dapat dilakukan dengan melaksanakan protokol perlindungan anak disabilitas di empat lingkup pendampingan, yaitu di rumah oleh orangtua/wali/pendamping, di rumah sakit/layanan kesehatan oleh tenaga medis dan tenaga profesional, di panti oleh pemberi layanan sosial, serta melakukan koordinasi dan kerjasama dengan seluruh pihak yaitu Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, keluarga, petugas pemberi layanan sosial/medis, masyarakat, dan organisasi penyandang disabilitas,” tambah Ciput.
Kemen PPPA juga menyediakan Layanan Psikologi Sehat Jiwa (SEJIWA) bagi anak rentan terpapar Covid-19 dan memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan spesifik bagi penyandang disabilitas sebagai kelompok rentan terdampak Covid-19.
Ciput mengungkapkan pendampingan bagi anak disabilitas penting untuk dilakukan mengingat keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan sensorik yang dialami dalam berinteraksi seringkali menjadi penghambat bagi mereka untuk aktif berpartisipasi dengan efektif. Belum lagi terbatasnya dukungan yang mereka dapatkan. Inilah yang menyebabkan anak penyandang disabilitas termasuk dalam kategori anak yang memerlukan perlindungan khusus, serta membutuhkan penanganan dan pencegahan berbeda-beda sesuai karakteristik masing-masing
“Untuk itu, kami meminta kepada seluruh pihak, baik pemerintah, dunia usaha, tokoh masyarakat, media massa, masyarakat, hingga orangtua untuk mengoptimalkan upaya perlindungan anak penyandang disabilitas memasuki era adaptasi kebiasaan baru. Mari bersinergi bersama memenuhi hak-hak anak penyandang disabilitas dalam hal pendidikan, pemenuhan gizi dan kesehatan, menjaga sterilisasi alat bantu yang biasa mereka gunakan, membiasakan menerapkan protokol kesehatan seperti mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga kebersihan bagi anak dan pendamping, serta tetap mengoptimalkan koordinasi dalam memberikan perlindungan dengan dinas setempat, petugas kesehatan, serta organisasi anak penyandang disabilitas,” ujar Ciput.
Ketua Yayasan Pendidikan Dwituna Rawinala, Budi Prasojo menjelaskan tidak mudah bagi anak penyandang disabilitas memahami kondisi pandemi ini. Pendampingan keluarga dan orangtua sangat penting bagi anak penyandang disabilitas, terutama memasuki era normal baru ini, mengingat keterbatasan yang dimiliki anak dan minimnya pemahaman orangtua, keluarga maupun pendamping.
“Oleh karena itu, kami memberi informasi dan edukasi terkait Covid-19, cara mencegah penularannya, cara mendampingi anak belajar di rumah, dan apa saja protokol kesehatan yang harus dilakukan. Edukasi ini kami berikan tidak hanya kepada anak, tapi juga orangtua maupun orang dewasa lainnya sebagai pendamping,” ungkap Budi.
Budi menjelaskan pihaknya telah memberikan berbagai upaya pendampingan kepada anak penyandang disabilitas, khususnya saat menghadapi pandemi Covid-19. Adapun pendampingan yang diberikan berupa pendampingan individu (seperti kegiatan rutin merawat dan membersihkan diri sendiri). Selain itu, melakukan pendampingan kelompok melalui sosialisasi dengan memanfaatkan waktu luang dan pendampingan vokasional (bimbingan kejuruan), serta pendampingan bersama keluarga melalui kegiatan pembelajaran di rumah. Herry