Senator: Kalung Anti Corona Kementan Mengada-ada

574
×

Senator: Kalung Anti Corona Kementan Mengada-ada

Sebarkan artikel ini

Jakarta, faktapers.id – Wakil Ketua DPD RI, Sultan Bachtiar Najamudin menilai, rencana Kementerian Pertanian (Kementan) memproduksi massal kalung antivirus corona (Covid-19) mengada-ada.

Pembuatan kalung terbuat eucalyptus, antivirus yang dipercaya ampuh mematikan virus corona tersebut  menurut Sultan tidak sesuai tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) Kementan.

“Dokter, kalangan akademisi bahkan masyarakat awam tidak percaya dengan keampuhan kalung itu. Pertama memang, belum ada bukti uji klinis, kedua sedikit aneh kalau Mentan ngurusin yang bukan bidangnya,” ungkapnya di Jakarta, Selasa (7/7).

Karenanya, Sultan berujar agar Mentan Syahrul Yasin Limpo diminta untuk fokus pada program ketahanan pangan. “Dalam jangka pendek, kebutuhan pangan saat pandemi Covid-19 ini mungkin tercukupi,” sebutnya.

“Dalam jangka pendek, kebutuhan pangan saat pandemi Covid-19 ini mungkin tercukupi. Namun ini selalu menjadi isu fundamental yang mengemuka dari tahun ke tahun dan ini yang harus jadi fokus Kementan,” ujarnya.

Menurut Sultan, kini pertumbuhan penduduk di Asia akan semakin meningkat. “Untuk itu dibutuhkan peningkatan produktivitas sebagai antisipasi keterbatasan pangan dan energi di masa mendatang,” serunya.

“Sekali lagi, saya mohon pak Mentan tolong fokus pada sektor pertanian yang menjadi tugas kerjanya, bukan berjualan obat atau antivirus,” serunya. Sultan pun menanyakan sumber dana produksi massal kalung korona tersebut.

“Jangan bilang nanti anggaranya dari APBN. Kalau memang tidak bisa dicegah dan memaksa akan produksi kalung itu secara massal silahkan tapi jangan pakai APBN,” cetus Senator asal Bengkulu itu.

Kalau memang memaksa, Sultan mempersilahkan produksi kalung tersebut tanpa menggunakan APBN.
“Apalagi, Kementan juga berencana menggandeng PT Eagle Indo Pharma (Cap Lang) untuk memproduksi kalung antivirus tersebut,” sambungnya.

Bahkan, urai Sultan, perjanjiannya sudah diteken lisensi formula antivirus berbasis minyak eucalytus di Bogor pada pertengahan Mei 2020 lalu. “Dengan restrukturisasi APBN yang sangat besar seharusnya seluruh kementerian fokus pada penanganan Covid-19,” tambahnya. (OSS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *