Headline

Berderingnya Lonceng Kepelabuhanan

858
×

Berderingnya Lonceng Kepelabuhanan

Sebarkan artikel ini

Jakarta, Faktapers.id  – Pemerintah konsisten melanjutkan proses konsolidasi BUMN sektor Kepelabuhanan dalam meningkatkan layanan yang merupakan Program Strategis Nasional sesuai dengan arahan Presiden.

Dalam meningkatkan pelayanan diperlukan perubahan, untuk itu Kementerian BUMN telah mengambil inisatif dalam melakukan penggabungan BUMN yang bergerak di sektor Kepelabuhanan yaitu PT Pelindo I, II, III dan IV digabung menjadi satu.

Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo ketika mengumumkan Rancangan Penggabungan BUMN Kepelabuhanan pada tanggal 1 September 2021 mengatakan PT Pelindo II dinyatakan sebagai Penerima Penggabungan. Sementara PT Pelindo I, III dan IV akan bubar demi hukum tanpa likuidasi dan digabung menjadi satu dalam PT Pelindo (Persero).

Kemudian dikatakan, integrasi adalah suatu keharusan untuk mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi nasional. Indonesia sebagai negara maritim harus memiliki perencanaan alur pelayaran dan barang yang lebih integratif. Saat ini, Pelindo belum dikelola dengan standar operasional yang sama. Sehingga penggabungan menjadi salah satu opsi terbaik dalam meningkatkan layanan dan daya saing.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Organizing Committee (OC) Penggabungan Pelindo sekaligus Direktur Utama PT Pelindo II, Arif Suhartono, mengemukakan bisnis kepelabuhanan akan dikelompokkan dalam empat kluster yaitu Petikemas, Non Petikemas, Locistic & Hinterland Development dan Marine, Equipment & Port Services. Pengelolaan bisnis masing-masing kluster nantinya akan dilaksanakan oleh subholdings.

Dalam obrolan singkat dengan Capt. Danil, seorang pengamat kepelabuhanan di Jakarta mengatakan penggabungan Pelindo di era digital adalah tepat. Melalui satu pintu tentu akan mempermudah konektivitas dari barat sampai ke timur dan dapat menekan biaya logistik. Disamping itu, penggabungan didukung oleh berbagai pihak diantaranya Serikat Pekerja Pelindo I, II, III dan IV, Asosiasi serta DPR.

Setelah bergabung menjadi satu, PT Pelindo (Persero) diharapkan menjadi lebih besar, baik dari sisi finansial, aset, wilayah operasi, sumber daya manusia, pendapatan, deviden, pajak dan daya saing dalam dunia Internasional.

Pelaku Industri Pelayaran
Dalam diskusi dengan pelaku industri pelayaran, mereka mengapresiasi langkah Pemerintah terkait penggabungan ini.

Capt. Michael, General Manager PT CTP (Caraka Tirta Perkasa) perusahaan pelayaran dengan trayek kapal – Pelabuhan Tanjung Priok–Belawan–Pontianak–Banjarmasin mengatakan, bahwa pihaknya menyambut baik dan mendukung pelaksanaan standarisasi operasional pelabuhan.

Menurut Michael, bisnis yang dilakukan perusahaan pelayaran sebenarnya adalah bisnis koridor. Jika standar operasionalnya sama, tarifnya sama, tentu akan lebih efisien atau cost-nya akan jadi lebih murah.

Sementara itu, Muhidin, Manager PT Icon (Indo Container Line) mengatakan pihaknya menyambut baik rencana tersebut. Melalui standar operasi yang sama di pelabuhan akan memberikan gairah baru bagi industri pelayaran nasional. Karena akan terjadi efisiensi, dengan harapan dapat segera direalisasikan.

Sebagai informasi, kedua perusahaan pelayaran terebut kapalnya sandar di dermaga 009 Tanjung Priok dengan rata-rata bongkar muat kontener sebanyak 10.000 box per-bulan.

Satu Nakhoda

Sampai dengan tulisan ini dimuat, rancangan penggabungan masih terus dilaksanakan. Pada kenyataanya proses ini tidak mudah, penuh dengan dinamika dan pembahasan yang panjang.

Dalam suatu acara yang ditayangkan televisi swasta pada tanggal 4 September 2021, Arif Suhartono menjelaskan bahwa pihaknya terus menjalin komunikasi yang baik dan intensif dengan semua pihak terkait. Arif menekankan bahwa Tim tidak akan mem- Pelindo-duakan Pelindo I, III dan IV.

Lahirnya PT Pelindo (Persero) menjadi satu satunya BUMN Kepelabuhan akan menghadirkan layanan yang lebih baik, dengan menghadirkan sistem baru, branding baru dengan standar operasi yang sama diseluruh Pelabuhan.

Membangun sistem yang baru, branding baru dan standar operasi yang baru tidak mudah karena akan merubah banyak hal. Setelah penggabungan akan terlihat banyak budaya kerja dan wawasan SDM yang berbeda, tentunya dengan permasalahan berbeda-beda yang dihadapi oleh masing-masing Perusahaan.

Pelindo yang awalnya dipimpin oleh empat Dirut dengan four think four decision akan menjadi satu kesatuan dengan satu Nakhoda. Maka terciptalah one think one decision, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan tepat dan berlaku untuk semua.

Sambil menunggu diterbitkannya Peraturan Pemerintah tentang Penggabungan Pelindo, tidaklah salah jika kita mencoba memprediksi seperti apa PT Pelindo (persero) kedepan. Sebagai entitas baru, PT Pelindo (Persero) sebagai induk akan fokus memikirkan dan memutuskan hal yang strategis. Dalam hal ini kantor Pusat Pelindo tidak lagi mengurusi proyek-proyek besar. Karena pengelolaan bisnis diserahkan kepada subholding atau anak perusahaan dan cucu Pelindo. Sementara cabang akan bersifat mandatory dan berkoordinasi dengan instansi lainnya sebagai wakil pusat, dengan tetap menjaga aset termasuk mengusahakannya jika tidak diusahakan subholding.

Selain itu, kompetensi pegawai yang tidak merata perlu menjadi perhatian khusus, agar tercipta pemerataan kemampuan. Adanya kemungkinan penguasaan oleh kelompok tertentu di perusahaan yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan juga perlu diantisipasi sedari dini. Sehingga organanisasi harus merangkul seluruh pihak dalam perusahaan.

Kesenjangan kompetensi pada awalnya akan menjadi masalah namun dengan pelatihan-pelatihan tentunya akan meningkatkan kemampuan SDM. Sejalan dengan hal ini tentunya kegiatan kerja akan terorganisir dengan baik. Percepatan transisi memerlukan Tim Pemikir (Think Thank) yang memiliki integritas tinggi. Untuk itulah diperlukan adanya assessment yang terukur dengan melibatkan semua pegawai. Dalam hal ini, membuka ruang dan kesempatan bagi siapapun untuk berkarya.

Awalnya perubahan terkesan lambat karena perlu penyesuaian, untuk itu harus dilakukan dengan perlahan agar tidak menimbulkan gejolak. Karena setiap perubahan membutuhkan pengorbanan dan kemampuan bertahan.

Bisnis utama yang akan dikelola subholding adalah bisnis petikemas dikelola PT Petikemas Terminal Indonesia yang bertempat di kota Surabaya. Bisnis Nonpetikemas dikelola oleh PT Pelindo Multi Terminal berkantor di Medan. Bisnis logistic & hinterland development dikelola oleh PT Pelindo Solusi Logistik yang berkantor di Jakarta, terkahir bisnis marine & equipment & port services dikelola oleh PT Pelindo Marine & Services berkantor di kota Makassar.

Berita Acara Penggabungan akan disahkan pada awal bulan Oktober mendatang, pada saat itu “Dering Lonceng Kepelabuhanan” akan bergema yang menandakan dimulainya sejarah baru pengelolaan kepelabuhanan di Indonesia. Velly Pakpahan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *