Headline

LSM KoMPaK Buleleng Sambut Hari Galungan Dengan Pikiran dan Hati Damai, Bersih

536
×

LSM KoMPaK Buleleng Sambut Hari Galungan Dengan Pikiran dan Hati Damai, Bersih

Sebarkan artikel ini

Singaraja.Bali.Faktapers.id -Hari Raya Galungan diakui sebagai hari suci umat Hindhu dan sebagai hari besar yang dirayakan setiap hari Rabu dimaknai sebagai hari kemenangan Dharma (Kebaikan) melawan Adharma (Keburukan). Tepat Budha Kliwon wuku Dunggulan masyarakat Hindhu akan menghaturkan puja dan puji syuhkur kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa (Tuhan YME).

Hari Raya Galungan dan Kuningan Saka 1943 jatuh pada Rabu (9/10). Sebagai bersatunya rohani untuk mendapatkan pandangan yang terang dalam melenyapkan segala bentuk kekacauan dipikiran. Sebelumnya dilaksanakan Galungan, segala persiapan sarana bakti kepada sang pencipta Tuhan Yang Maha Esa juga terhadap leluhur dari hari Senin (8/11) sampai dengan menjelang Kuningan . Di Minggu berkutnya Hari Raya Kuningan tidak jauh berbeda dengan Hari raya Galungan sama dengan menghaturkan sembah bakti di berbagai Pura sebagai wujud ucapan sembah bakti. Jadi inti dari makna hari raya kuningan adalah memohon keselamatan, kedirgayusan, perlindungan dan tuntunan lahir-bathin kepada para Dewa, Bhatara, dan para Pitara.

LSM KoMPaK (Komunitas Masyarakat Untuk Penegakan Hukum dan Keadilan) yang bergerak dibidang pendampingan hukum bagi masyarakat Buleleng/Bali dengan di motori Ketua Nyoman Angga Saputra Tusan bersama Nyoman Sunarta,S.H dan segenap staf mengucapkan *Selamat Merayakan Hari Raya Galungan & Kuningan semoga seluruh umat senantiasa diberikan keselamatan,kesehatan lahir dan batin. Mari jaga kerukunan umat beragama yang penuh keramah tamahan serta lestarikan budaya Bali dan Buleleng sehingga Bali semakin diminati sebagai obyek wisata dunia ”ujar, Nyoman Angga Saputra Tusan

Lanjut, Angga Saputra Tusan yang lahir di Desa Bungkulan bahwa makna Galungan & Kuningan untuk menyatukan rohani agar senantiasa tertanam pikiran dan hati yang sehat.

“ Hari Raya Galungan adalah hari untuk menyatukan kekuatan rohani agar mendapat pikiran, pandangan dan pendirian diri yang terang. Bersatunya rohani dan pikiran yang terang inilah wujud dharma dalam diri. Sedangkan segala kekacauan pikiran itu (byaparaning idep) adalah wujud adharma. Dari konsepsi lontar Sunarigama inilah didapatkan kesimpulan bahwa hakikat Galungan adalah merayakan menangnya dharma melawan adharma,”paparnya. Des

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *