Headline

Bencana Erupsi Gunung Semeru, DPR RI Kariyasa:!Jadi Pembelajaran Tingkatkan Kewaspadaan di Daerah ‘Ring of Fire’

405
×

Bencana Erupsi Gunung Semeru, DPR RI Kariyasa:!Jadi Pembelajaran Tingkatkan Kewaspadaan di Daerah ‘Ring of Fire’

Sebarkan artikel ini

Singaraja, Faktapers.id –Pasca erupsi aktif Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur, masih masi mengisahkan pilu yang mendalam bagi masyarakat

Gunung Semeru sebagai paku bumi Pulau Jawa, baru-baru ini memuntahkan lahar dinginnya hingga memporak porandakan sebagian invra struktur jembatan Gladak Perak, penghubung utama Lumajang-Malang. Dampak erupsi susulannya tidak bisa diprediksi, sehingga masyarakat sekitarnya wajib menjauhi areal Gunung Semeru bahkan masih disiagakan masyarakat dan pemerintah.

Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PDI Perjuangan I Ketut Kariyasa Adnyana, SP., berharap masyarakat Lumajang tetap sehat dan senantiasa waspada, sebagaimana kondisi erupsi Gunung Semeru, terjadi Sabtu (4/12) sore lalu yang membawa material panas abu vulkanik letusan tidak dapat diprediksi susulannya.

“Di Indonesia beberapa daerah menjadi bagian lereng ring of fire (cincin api), di mana lempengan bawah gunung rentan menimbulkan bencana (erupsi gunung berapi). Kita harus tetap waspada, masyarakat juga harus diberikan pemahaman terus ke depan, sehingga jika ada tanda-tanda bencana alam, seperti musibah erupsi gunung berapi, tanah longsor, tsunami dan lainnya, jika bisa jauh lebih siap,” ujarnya, dikonfirmasi, Jumat (10/12) melalui saluran telephone.

Selain itu, Kariyasa Adnyana juga mengungkapkan, Indonesia terletak antara tiga pertemuan lempeng besar, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. Pemerintah Pusat dan daerah diharapkan siap siaga terhadap bencana,

Komisi IX DPR RI Fraksi PDI Perjuangan yang sering getol bersuara di gedung dewan tidak memungkiri kalau alat pendeteksi yang ada di Gunung Semeru mengalami kerusakan. “Kita tidak menyalahkan siapa, tapi kalau lihat pengalaman kemarin di Gunung Semeru disamping masyarakat tidak sempat menyelamatkan diri juga alat pendeteksi gunung meletus/ Seismometer dan Tiltmeter tidak berpungsi maksimal sehingga masyarakat kurang informasi, “papar Kariyasa.

Kurangnya pengawasan pihak terkait terhadap penempatan alarem peringatan bencana di beberapa Gunung yang ada di Indonesia, ”Bukan saja alarem yang ada digunung banyak tidak aktif di laut pun ada yang mendeteksi sunami, pentingnya sering dilakukan pengawasan baik menyiapkan SDM, Perangkat Daerah, BNPB maupun masyarakat itu sendiri, Nah ketika terjadi tanggap darurat kesiapan itu sudah tentu akan dapat diatasi,”kata Kariyasa Adnyana.

Tidak dipungkiri anggaran kebencanaan itu sering tergelontorkan kebeberapa daerah rawan bencana, Kariyasa meminta anggaran tersebut tidak lagi digunakan alasan covid, ia nantinya akan membahas kembali dalam siding kendati yang membidangi Komisi VIII

”jangan sampai anggaran itu hilang dengan alasan covid , karena anggaran tanggap darurat itu sangat penting. Walaupun itu yang membidangi komisi VIII, tetapi kami juga sering mengadakan rapat koordinasi dengan BNPB dalam membahas kebencanaan seperti covid ini. Jangan sampai nanti terulang kembali masyarakat sehingga merugikan masyarakat luas, Nah inilah pentingnya dengan anggaran yang ada teknologi diperbaiki, tentu ini kami bahas lagi di sidang,”jelas Ketut Kariyasa Adnyana.ds

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *