Klaten, Faktapers.id – Kecamatan Jogonalan, dikenal sebagai sentra perajin kulit mulai dari dompet, sepatu, kursi dan tas. Namun di saat awal pandemi COVID-19, semua pelaku usaha tersebut tidak beraktivitas. Saat memasuki kondisi normal ini, mereka kembali bergeliat.
Ari Supriyanto (52) adalah salah satunya. Warga Dukuh Banyumeneng, Desa Karangdukuh, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah ini merupakan salah satu perajin berbahan kulit. Namun saat pandemi, usaha yang dirintisnya sejak tahun 2010 itu sempat berhenti total.
“Setelah pandemi ini kami sudah mulai menggeliat, karena sudah ada beberapa pameran yang diselenggarakan oleh pemerintah. Biasanya dari pemerintah itu akan mendapatkan dampak positif bagi kerajinan kulit di Indonesia,” kata Ari Supriyanto, ditempat usahanya, Selasa (19/7/2022).
Ari mengaku melalui usahanya, kulit sapi, kambing dan domba ini diolah menjadi produk fashion seperti tas, dompet, kursi dan lain-lain. Bahkan karyanya sudah menembus pasar Eropa dan Amerika. Untuk kebutuhan bahan kulit dipasok dari beberapa vendor dari Jawa Timur, Magetan, Solo dan Jogja.
“Pemanfaatan kulit dan limbah kulit saya buat kerajinan seperti tas, dompet, kursi stool dan produk ini untuk pemasaran lokal masyarakat sekitar melalui online. Untuk harga sangat terjangkau karena pasarnya menengah kebawah, jadi saya tidak membuat produk high class, namun kwalitas tetap bagus,” tambah Ari.
Ari mengatakan produksi satu tas kulit dibanderol harga kurang dari Rp200 ribu, kemudian dompet kulit harganya dibawah Rp100 ribu dan satu kursi stool kecil harganya Rp200 ribu, dan kursi ukuran yang besar harganya menyesuaikan. (Madi)